dunia
ini adalah arloji raksasa yang jahat
ada
sepasang jarum yang bergerak lambat dan yang satu berputar tak berperasaan
seolah
tak memiliki waktu untuk menunggu apapun yang tertinggal
acap
kali melihat jarum jam itu berputar
aku
membayangkan sepinya angka-angka
yang
tak pernah benar-benar memiliki
hanya
suara detak yang teratur mendentum telinga setiap angka
yang
abadi menghuni dirinya sendiri
“jika
angka tiga jatuh cinta kepada jarum itu,
dengan
cara apa ia akan mengungkapkan perasaannya?”
tak
ada angka yang mampu menahan jarum itu untuk bertahan melebihi satu detik
hanyalah
ketabahan yang kebetulan bertindak lebih dewasa
melampaui
angka yang paling purba
tapi
ini telah terjadi ratusan tahun
saat
angka-angka itu dipasang sebagai pengingat waktu
dipasung
menjadi tumbal dari simbol kecerdasaan manusia
mengapa
bukan bentuk kelamin lelaki sebagai jam satu
buah
dada perempuan sebagai jam dua
celana
dalam sebagai jam tiga – begitu seterusnya
sebab
hal paling kejam dari pertemuan adalah
ketika
sesuatu saling mencintai namun tak didapat memiliki