Akhir-akhir ini saya
menghabiskan banyak waktu untuk menonton serial kartun One Piece. Kisah bajak
laut yang mengajak kita memahami permasalahan hidup dengan cara sederhana,
penuh humor, dan menyedihkan. Serial terakhir yang saya nonton adalah kisah
manusia ikan yang membenci manusia dan manusia yang membenci manusia ikan.
Kisah ini berawal saat Fisher
Tiger ditangkap oleh angkatan laut dan dijadikan budak di pulau suci Marie Joa
oleh Tenryuubito – bangsawan dunia. Setiap orang yang dijadikan budak diberi
tanda di tubuhnya. Tanda abadi yang tak mungkin hilang.
Saat menjadi budak, Tiger
melihat bagaimana kekejaman beberapa manusia yang memperlakukan manusia ikan
dengan kejam. Banyak di antara mereka yang dijual dan dijadikan budak. Disiksa
dan dianggap menjadi ciptaan yang tidak berguna. Namun Tiger memberontak dan
menghajar golongan bangsawan dunia yang paling dihormati, Tenryuubito.
Setelah pemberontakan,
Tiger berhasil kabur dan membebaskan budak lainnya. Di antara budak itu juga
banyak manusia. Sejak itu ia dianggap sebagai pahlawan bagi manusia ikan dan
musuh bagi pemerintah dunia.
Setelah bebas, Tiger
membentuk kelompok bajak laut Matahari. Kelompok ini pergi mengarungi lautan. Dalam
perjalanannya, mereka bertemu dengan Koala, gadis kecil yang juga pernah
dijadikan budak di Marie Joa. Koala ingin pulang ke pulaunya, namun ia tak bisa
berlayar dengan aman sebab banyak bajak laut yang mengancam hidupnya.
Tiger berjanji untuk
mengantar anak itu. Selama perjalanan, keakraban terjalin antara manusia ikan
dan Koala dari golongan manusia. Di atas kapal, Jimbei – teman Tiger, bertanya
kepada Koala, “Mengapa kau takut pada manusia ikan?” Koala menjawab, “Karena
saya tidak mengerti apapun tentang kalian.” Jimbei yang mendengar jawaban Koala
bergumam, “Karena tidak mengerti akhirnya manusia ikan itu dianggap menakutkan.”
Saat tiba di kampung
halamannya, Koala disambut oleh penduduk desa. Mereka heran mengapa Koala tiba
dengan seorang penjahat. Di kampung Koala, banyak orang dewasa yang masih sulit
menerima kenyataan bahwa tidak semua manusia ikan itu jahat. Orang-orang dewasa
itu menganggap manusia ikan sebagai makhluk menakutkan dan tidak dapat
disandingkan dengan manusia. Pun sebaliknya.
Kepala Desa tempat
Koala tinggal diam-diam menghubungi angkatan laut. Tiger yang dijadikan musuh
dunia dan angkatan laut dikepung. Ia di
tembak tanpa ampun oleh angkatan laut.
Setelah bertarung,
bajak laut Matahari berhasil membawa tubuh penuh luku tiger ke atas kapal. Tiger
masih bisa ditolong. Tapi ia menolak didonor dari darah manusia. Ia belum bisa
melupakan bagaimana pengalamannya dijadikan budak oleh manusia.
Sebelum meninggal,
Tiger berpesan kepada anggotanya, “Semua menginginkan perdamaian. Tapi hanya
ada satu orang yang membuat semuanya berbeda dari manusia, yaitu gadis seperti
Koala, generasi selanjutnya yang tidak mengerti apa-apa.”
***
Kisah
di atas mengingatkan saya dengan kekerasan rasial yang dimuat di koran beberapa
hari lalu lalu. Kasus berdarah yang terjadi di Kota Ferguson dan Ohio, Amerika
Serikat. Pertengahan tahun 2014, isu rasial memang sedang hangat di Amerika
Serikat. Padahal saat Barack Obama terpilih sebagai presiden kulit hitam
pertama Amerika Serikat, banyak masyarakat yang berharap masalah kesenjangan
ras dapat diselesaikan.
Tapi
kenyataan juga adalah kemungkinan. Michael Brown adalah buktinya, pemuda 18
tahun itu meninggal dunia dengan 6 luka tembak disekujur tubuhnya. Pelakunya
adalah polisi kulit putih yang seharusnya bertugas untuk melindungi masyarakat.
Saat dievakuasi, Brown bahkan tak memiliki senjata. Kasus ini juga diduga tanpa
sebab yang pasti.
Jhon
Crawford, pria kulit hitam yang berusia 22 tahun juga ditembak mati oleh polisi
kulit putih karena kedapatan membawa senjata tajam di pusat perbelanjaan.
Sementara Eric Garner, pria kulit hitam yang berusia 43 tahun dicekik hingga
tewas oleh polisi di Staten Island.
Hasil
penelitian yang dilakukan Pew Research Center pada tanggal 14-17 Agustus lalu
menunjukkan hasil yang sama. 64 persen responden kulit hitam memiliki sedikit
kepercayaan kepada institusi kepolisian Amerika Serikat.
Penyebabnya adalah
tindakan represif pemerintah, terutama polisi dalam memperlakukan kulit hitam
di negara itu. Perlakuan polisi sangat berbeda dengan apa yang dirasakan oleh
kulit putih. Ini menimbulkan kecemburuan sosial yang rentan untuk tersulut.
***
Dalam kisah One Piece,
apa yang Fisher Tiger perjuangkan adalah langkah yang mulia. Tapi harapan itu
membutuhkan perjuangan. Menghidupkan perdamaian antara dua kelompok yang merasa
berbeda bukan sesuatu yang mudah. Kulit hitam dan polisi Amerika Serikat telah
menjawabnya.
Situasi ini menjadi
bukti bahwa manusia kian sulit menerima perbedaan. Penyeragaman pola pikir
mungkin salah satu penyebabnya. Sebab lain adalah sulitnya mengubah paradigma
yang telah tertanam dalam kepala kita.
Pernahkah kita membayangkan,
isu Sara - suku, agama, dan ras, yang selama ini dianggap pembeda yang rentan
menimbulkan kejahatan juga akan terjadi pada golongan darah, jenis mata, klub
sepak bola, makanan favorit, bahkan hingga ke persoalan tinggi dan berat badan?
Semoga saja kita bisa
melahirkan generasi seperti Koala, generasi yang berani melihat perbedaan
sebagai hal yang indah.
2 komentar:
7 Fakta Tentang Karakter One Piece seperti Luffy, Shiryu, Who's Who
Pembahasan yang keren dan menambah wawasan๐๐๐
Posting Komentar