Menurut Prof. Dr. H. G. Tarigan majas adalah
cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa
dan kepribadian penulis. Unsur kebahasaan antara lain: pilihan kata,frasa,
klausa, dan kalimat.
Majas dapat dikelompokkan menjadi empat,
yaitu:
a. Majas
perulangan c.
Majas pertentangan
b. Majas perbandingan
d. Majas pertautan
berikut adalah contoh majas yang sering
digunakan secara umum:
(1) Aliterasi
Aliterasi adalah majas yang berwujud perulangan
konsonan pada suatu kata atau beberapa kata, biasanya terjadi pada puisi.
Contoh: Kau keraskan kalbunya
Bagai batu membesi benar Timbul telangkai
bertongkat urat Ditunjang pengacara petah pasih
(2) Asonansi
Asonansi adalah majas repetisi yang berwujud
perulangan vokal, pada suatu kata atau beberapa kata. Biasanya dipergunakan
dalam puisi untuk mendapatkan efek penekanan.
Contoh:
Segala ada menekan dada
Mati api di dalam hati
Harum sekuntum bunga rahasia
Dengan hitam kelam
(3) Anafora
Anafora adalah majas repetisi yang merupakan
perulangan kata pertama pada setiap baris
atau kalimat.
Contoh:
Kucari kau dalam toko-toko.
Kucari kau karena cemas karena sayang.
Kucari kau karena sayang karena bimbang.
Kucari kau karena kaya mesti diganyang.
(4) Epifora
Epifora adalah majas repetisi yang berupa
perulangan kata pada akhir baris atau kalimat berurutan.
Contoh:
Ibumu sedang memasak di dapur ketika kau
tidur.
Aku mencercah daging ketika kau tidur.
(5) Simploke
Simploke adalah majas repetisi yang berupa
perulangan awal dan akhir beberapa baris
(kalimat secara berturut-turut).
Contoh:
Ada selusin gelas ditumpuk ke atas. Tak
pecah.
Ada selusin piring ditumpuk ke atas. Tak
pecah.
Ada selusin barang lain ditumpuk ke atas. Tak
pecah.
b. Majas Perbandingan
(1) Perumpamaan
Perumpamaan adalah padanan kata atau simile
yang berarti seperti. Secara eksplisit jenis majas ini ditandai oleh pemakaian
kata: seperti, sebagai, ibarat, umpama, bak, laksana,serupa.
Contoh: Seperti air dengan minyak.
(2) Metafora
Metafora adalah majas yang membandingkan dua
hal secara implisit.
Contoh: Aku adalah angin yang kembara.
(3) Personifikasi
Personifikasi adalah majas yang melekatkan
sifat-sifat insani pada barang atau benda yang tidak bernyawa ataupun pada ide
yang abstrak.
Contoh: Bunga ros menjaga dirinya dengan
duri.
(4) Alegori
Alegori adalah majas yang menggunakan
lambang-lambang yang termasuk dalam alegon,
antara lain:
Fabel, contoh : Kancil dan Buaya
Parabel, contoh : Cerita Adam dan Hawa
(5) Antitesis
Antitesis adalah majas yang mengandung
gagasan-gagasan yang bertentangan.
Contoh: Dia gembira atas kegagalanku dalam
ujian.
(6) Pleonasme
Pleonasme adalah penggunaan kata yang mubazir
yang sebenarnya tidak perlu.
Contoh: Capek mulut saya berbicara.
(7) Tautologi
Tautologi adalah majas yang menggunakan kata
atau frasa yang searti dengan kata yang telah disebutkan terdahulu.
Contoh: Apa maksud dan tujuannya datang ke
mari?
c. Majas Pertentangan
(1) Hiperbola
Hiperbola adalah majas yang mengandung
pernyataan yang berlebih baik jumlah, ukuran, maupun sifatnya dengan tujuan
untuk menekan, memperhebat, meningkatkan kesan dan pengaruhnya.
Contoh: Pemikiran-pemikirannya tersebar ke
seluruh dunia.
(2) Litotes
Litotes adalah majas yang berupa pernyataan
yang bersifat mengecilkan kenyataan yang sebenarnya.
Contoh: Apa yang kami berikan ini memang tak
berarti buatmu.
(3) Ironi
Ironi adalah majas yang berupa pernyataan
yang isinya bertentangan dengan kenyataan yang sebenarnya.
Contoh: Bagus benar rapormu Mir, banyak
merahnya.
(4) Satire
Satire adalah majas sejenis argumen atau
puisi atau karangan yang berisi kritik sosial baik secara terang-terangan
maupun terselubung.
Contoh:
Jemu aku dengan bicaramu
Kemakmuran, keadilan, kebahagiaan
Sudah sepuluh tahun engkau bicara
Aku masih tak punya celana
Budak kurus pengangkut sampah
(5) Paradoks
Paradoks adalah majas yang mengandung
pertentangan yang nyata dengan fakta-fakta yang ada.
Contoh: Teman akrab adakalanya merupakan
musuh sejati.
(6) Klimaks
Klimaks adalah majas yang berupa susunan
ungkapan yang makin lama makin mengandung penekanan atau makin meningkat
kepentingannya dari gagasan atau ungkapan sebelumnya.
Contoh: Hidup kita diharapkan berguna bagi
saudara, orang tua, nusa bangsa, dan negara.
(7) Antiklimaks
Antiklimaks adalah suatu pemyataan yang
berisi gagasan-gagasan yang disusun dengan urutan dari yang penting hingga yang
kurang penting.
Contoh: Jangankan sepuluh ribu, seribu, atau
seratus, satu rupiah pun aku tak punya.
(8) Sinisme
Sinisme adalah majas yang merupakan sindiran
yang berbentuk kesangsian yang mengandung ejekan terhadap keikhlasan atau
ketulusan hati.
Contoh: Anda benar-benar hebat sehingga pasir
di guran Sahara pun dapat Anda hitung.
(9) Sarkasme
Sarkasme adalah majas yang mengandung
sindiran atau olok-olok yang pedas atau kasar.
Contoh: Kau memang benar-benar bajingan.
d. Majas Pertautan
(1) Metonimia
Metonimia adalah majas yang menggunakan nama
barang, orang, hal, atau ciri sebagai pengganti barang itu sendiri.
Contoh: Parker jauh lebih mahal daripada
pilot.
(2) Sinekdoke
Sinekdoke adalah majas yang menyebutkan nama
sebagian sebagai nama pengganti barang sendiri.
Contoh Sinekdoke pars pro toto: Lima ekor
kambing telah dipotong pada acara itu.
Contoh Sinekdoke totem pro parte: Dalam
pertandingan itu Indonesia menang satu lawan Malaysia.
(3) Alusio
Alusio adalah majas yang menunjuk secara
tidak langsung ke suatu peristiwa atau tokoh yang telah umum dikenal/diketahui
orang.
Contoh: Apakah peristiwa Madiun akan terjadi
lagi di sini?
(4) Eufimisme
Eufimisme adalah ungkapan yang lebih halus
sebagai pengganti ungkapan yang dirasa lebih kasar yang dianggap merugikan atau
yang tidak menyenangkan.
Contoh: Tunasusila sebagai pengganti pelacur.
(5) Elipsis
Elipsis adalah majas yang di dalamnya
terdapat penanggalan atau penghilangan salah satu atau beberapa unsur penting
dari suatu konstruksi sintaksis.
Contoh:
Mereka ke Jakarta minggu lalu (perhitungan
prediksi).
Pulangnya membawa oleh-oleh banyak sekali
(penghilangan subjek).
Saya sekarang sudah mengerti (penghilangan
objek).
Saya akan berangkat (penghilangan unsur
keterangan).
Mari makan! (penghilangan subjek dan objek).
(6) Asindeton
Asindenton adalah majas yang berupa sebuah
kalimat atau suatu konstruksi yang mengandung kata-kata yang sejajar, tetapi
tidak dihubungkan dengan kata-kata penghubung.
Contoh: Ayah, ibu, anak merupakan inti dari
sebuah keluarga.
(7) Polisindenton
Polisindenton adalah majas yang berupa sebuah
kalimat atau sebuah konstruksi yang mengandung kata-kata yang sejajar dan
dihubungkan dengan kata-kata penghubung
Contoh: Pembangunan memerlukan sarana dan
prasarana juga dana serta kemampuan pelaksana
0 komentar:
Posting Komentar