Di musium sunyi
kutemukan patung The
Poet
tak lagi sungkawa
memikirkan sajak
-
atau baju, atau
dagu, atau lagu, atau kekasih
tubuhnya kini berpiama
hendak tidur di atas tubuh Maryam, katanya
Tangan yang dulu menopang dagu kini bergerak kaku
ia pandai mengacung
kelingking
sambil mengonar
senyum,
ia sopan berkata The Thinker
lalu menjulurkan lidah
seolah paham kita derita yang patuh pada kitab purba
Di tahun akhirnya sebagai patung
Auguste Rodin baru, mengubahnya menjadi badut
dengan wajah
topeng kayu, menyimpan senyum enigma palsu
The Poet mengakhiri diri
ia benturkan kepalanya ke
kaki
perutnya retak, terburai seluruh bahagia
yang sembunyi di balik wajah masam
di usianya yang kini
ribuan
lampau
-
The
Poet, patung lelaki yang termenung dan telanjang
memikirkan
puisinya, karya Auguste Rodin