[kepada
para pejuang hak]
sore
yang kumat. berpenjara pada jalan panjang tidak kenal ujung. dimana sandarkan
lelah itulah rumah. pulang dan membaca.
seharusnya
bisa lebih juang lagi. mati hanyalah persoalan nasib.
berjuang
adalah mempertahankan. mereka yang hidup dalam kebenaran tidak akan pernah
tenang jika masih ada keluh tentang lapar dan tidak adil.
jalan
panjang paling awal. senjata negara selalu membiarkan pelurunya terbang rendah
diatas kepala pejuang negara. pejuang tidak akan pernah mengeluh. tabah adalah
jalan satu-satunya dan menerima tiba adalah sebuah keikhlasan.
manuskrip
indonesia. setelah membaca negara:
ada
yang lebih hina dari penghianat, mereka yang lebih kenyang dari kelaparan saudara
sendiri.
ada
yang lebih hina dari pendusta, mereka yang lebih mewah dari kemiskinan saudara
sendiri.
ada
yang lebih hina dari pembohong, mereka yang lebih senang dari sedih saudara
sendiri.
jika
kita saudara, mengapa ada yang harus sangat kaya diantara rumah gubuk.
mengapa
harus ada yang bayinya tidur kenyang dan ada yang bayinya mati kelaparan.
itulah
mengapa pejuang hak selalu hidup lebih mati dari yang lain. mereka adalah
korban dari semua korban. hidupnya dihantui pembunuhan dan matinya dikenang
sebagai lupa.
sebab
di mata negara, yang mengusik ketenangan raja adalah musuh bagi negara.
tidak
salah jika di negara ini ada yang menjajah atas tanah sendiri dan yang dijajah
adalah saudara sendiri. sebab perut kita berbeda dan raja lebih memilih
mengorbankan pionnya dari pada ratunya sendiri.
- - indonesia
0 komentar:
Posting Komentar