ada perempuan yang menjaga air mata mahahati di kidungnya
ditekuknya kujur penindih pelukannya yang setia
tubuhnya yang telah berdoa secara lumut tidak sempat mengeja akhiran
dengan segala redah yang tidak kunjung henti
ia menadah rintik tanah yang menabur payung hati tanpa pernah tahu benih apa yang akan tumbuh
disegala tabah
perempuan itu memayungi dirinya dengan segan yang jelas
bahwa terluka seumpama kaset piringan hitam yang akan berputar dan menyanyikan lagu sepenuh warna
disegala sabar
perempuan itu memahat kuku-kuku yang telah ia kumpul dalam gelas kepatahan
bahwa terluka seumpama puisi yang tidak sempat terberi judul lalu menjadi sampul yang tidak terlabeli apapun
perempuan itu sedang menanak luka di hatinya
dan tidak membiarkan seseorangpun yang tahu tanakannya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
6.25.2013
perempuan yang menanak luka di hatinya
ada perempuan yang menjaga air mata mahahati di kidungnya
ditekuknya kujur penindih pelukannya yang setia
tubuhnya yang telah berdoa secara lumut tidak sempat mengeja akhiran
dengan segala redah yang tidak kunjung henti
ia menadah rintik tanah yang menabur payung hati tanpa pernah tahu benih apa yang akan tumbuh
disegala tabah
perempuan itu memayungi dirinya dengan segan yang jelas
bahwa terluka seumpama kaset piringan hitam yang akan berputar dan menyanyikan lagu sepenuh warna
disegala sabar
perempuan itu memahat kuku-kuku yang telah ia kumpul dalam gelas kepatahan
bahwa terluka seumpama puisi yang tidak sempat terberi judul lalu menjadi sampul yang tidak terlabeli apapun
perempuan itu sedang menanak luka di hatinya
dan tidak membiarkan seseorangpun yang tahu tanakannya.
ditekuknya kujur penindih pelukannya yang setia
tubuhnya yang telah berdoa secara lumut tidak sempat mengeja akhiran
dengan segala redah yang tidak kunjung henti
ia menadah rintik tanah yang menabur payung hati tanpa pernah tahu benih apa yang akan tumbuh
disegala tabah
perempuan itu memayungi dirinya dengan segan yang jelas
bahwa terluka seumpama kaset piringan hitam yang akan berputar dan menyanyikan lagu sepenuh warna
disegala sabar
perempuan itu memahat kuku-kuku yang telah ia kumpul dalam gelas kepatahan
bahwa terluka seumpama puisi yang tidak sempat terberi judul lalu menjadi sampul yang tidak terlabeli apapun
perempuan itu sedang menanak luka di hatinya
dan tidak membiarkan seseorangpun yang tahu tanakannya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar