Ataukah tinggal
cerita saja
Kegamangan kita pada
halusinasi kehidupan
Kekal dalam khayal
tentang tarian telanjang dan mimpi yang disuguhkan
Dari roman dan akar
keromantisan kita memulai segalanya
Ataukah biarkan
sejarah saja
Mengulangi
keserakahan kita
Jika hujan dan air
mata menyatu maka petir akan membawa guntur pada ratapannya
Dan kita akan
memulai pertapaan dikaki para pemikir
Diselingi kilat yang
mewarnai langit yang tercabik
Matahari tak lagi
abadi dengan rotasinya
Maka kelak kita akan
bertemu terik diantara hitam langit dan purnama
Dan bukan itu yang
mengingatkan aku pada kenangan tentang kehidupan
Berbagi dan
mengistimewakan manusia
Hidup dalam satu
derita
Berabad lamanya kita
lakonkan cerita itu
Sampai tiba saat kita
dipaksa mempertemukan patung liberal dan burung garuda dipuncak sana
Merubah segalanya
Termasuk cintaku
padamu dan cintamu padaku
Kini
Aku tak menemukan
petani dikota ini lagi
Dan sawah mereka menjadi
hutan beton yang merampas kemurnian udara
Aku tak menemukan
nelayan dikota ini lagi
Dan perahu mereka
karam di atas banjir manusia yang menahan ombak di lautan
Aku hanya menemukan
raga yang menyerupai manusia
Hidup tapi telah
menjadi mayat yang kering
Dan kita tak bisa
mengakuinya sebagai kehidupan
Karena kehidupan tidak membutuhkan air mata kekeringan
0 komentar:
Posting Komentar