Keletihanku terpaksa aku sandarkan pada nostalgia subuh ini. Aku yang sudah cukup lama tak menemukan sikap keteguhan dari diri yang belum menemukan jatinya. Setiap aku melihat angin aku mengenang kembali keromantisan kisah yang kau suguhkan padaku. Secangkir rahasia dari kopi hitam pemberianmu selalu memaksaku berfikir bahwa bahagia itu berada di sisimu. Bersamamu adalah panggilan Tuhan tapi aku memilih mendahului takdirku bersamamu. Kematian bukan jalan satu-satunya dari sebuah perpisahan. Aroma penyesalan sempat menemaniku disetapak sepi ini. Mengiringi langkah kepastian yang meninggalkan jejak penuntunmu.
Aku terlepas terlalu lama sehingga menyisakan ragu. Tahukan banyak masa yang harusnya aku berada di sisimu membuka padang untuk kau jalani menemukan saripati keabadian tapi mengapa aku meninggalkan sepi dihatimu. Salahkan akru yang terlalu memberi ruang pada keadaan untuk menikmatiku.
Ku pantulkan senyuman dari akar mentari yang menjilat tembok kamar ini. Aku merindukan saat kau berdiri di sisiku dan menyandarkan kepalamu dibahuku sambil bertanya tentang keadaanku.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
4.11.2012
Sedikit Kerinduan
Keletihanku terpaksa aku sandarkan pada nostalgia subuh ini. Aku yang sudah cukup lama tak menemukan sikap keteguhan dari diri yang belum menemukan jatinya. Setiap aku melihat angin aku mengenang kembali keromantisan kisah yang kau suguhkan padaku. Secangkir rahasia dari kopi hitam pemberianmu selalu memaksaku berfikir bahwa bahagia itu berada di sisimu. Bersamamu adalah panggilan Tuhan tapi aku memilih mendahului takdirku bersamamu. Kematian bukan jalan satu-satunya dari sebuah perpisahan. Aroma penyesalan sempat menemaniku disetapak sepi ini. Mengiringi langkah kepastian yang meninggalkan jejak penuntunmu.
Aku terlepas terlalu lama sehingga menyisakan ragu. Tahukan banyak masa yang harusnya aku berada di sisimu membuka padang untuk kau jalani menemukan saripati keabadian tapi mengapa aku meninggalkan sepi dihatimu. Salahkan akru yang terlalu memberi ruang pada keadaan untuk menikmatiku.
Ku pantulkan senyuman dari akar mentari yang menjilat tembok kamar ini. Aku merindukan saat kau berdiri di sisiku dan menyandarkan kepalamu dibahuku sambil bertanya tentang keadaanku.
Aku terlepas terlalu lama sehingga menyisakan ragu. Tahukan banyak masa yang harusnya aku berada di sisimu membuka padang untuk kau jalani menemukan saripati keabadian tapi mengapa aku meninggalkan sepi dihatimu. Salahkan akru yang terlalu memberi ruang pada keadaan untuk menikmatiku.
Ku pantulkan senyuman dari akar mentari yang menjilat tembok kamar ini. Aku merindukan saat kau berdiri di sisiku dan menyandarkan kepalamu dibahuku sambil bertanya tentang keadaanku.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar