dibahu jalan yang panjang kita masih saling menatap bahu
sesekali memurkai kerikil yang mengganggu bayangan kita
diseberang, kamu nampak baik-baik saja
masih menggunakan kata halus untuk memakiku
deru suara deretan mobil masih meraung
sesekali keluar makian untuk terik yang kejam
dan kita masih saling menatap bahu
adalah cinta yang berhasil menjaga kita
menjaga dari terik yang selalu dituduh sebagai pengganggu tunggangan
menjaga dari ancaman polusi udara yang kian tidak karuan
menjaga dari ketersesatan hati
aku ingin berhenti disini
dibawah terik menuliskan puisi
menatap kau menghabiskan sisa perjalananmu
dan sesekali berharap aku ini adalah payungmu
payang yang akan mengantarmu hingga musim hujan tiba
Makassar, Oktober 2012
0 komentar:
Posting Komentar