kau menghampiri lebih dekat
menyapa seperti rintik ke tanah
sangat dekat namun tidak nyata
sebab bayanganku yang terlalu bernafsu untuk menghadirkan kau dalam ingatan
sepasang mata menjadi biru
rindunya tertolak hingga memilih mematikan lampu kamar tidurnya
gelap dan bayang dari bayangan menjadi merah
jangan tidur malam ini
aku mimpimu yang pasti dan kau mungkin akan menolaknya
makanya jangan tidur kataku
dari bilik pemilihan kau mencoba tidak memilih
kau tahu hanya aku calonnya bukan dia
maka kau keluar tanpa harus mencolokkan tanganmu di tinta tanda
jangan bertanya
aku bukanlah mata yang memiliki air dan kau menyebutnya air mata
dan kecupanku hanyalah angin yang menyerempet pipimu
syukur jika kau sempat merasakannya
sisanya kau hanya membayangkan menemukan orang lain selain diriku dalam hidupmu
aku jelaskan sekali lagi bagaimana aku bisa mencintaimu
bukan karena kau tapi karena hatimu yang terlalu baik untuk tidak aku cintai
Makassar, Oktober 2012
1 komentar:
maaf, nama pengarang puisi diatas siapa?
jika boleh, saya ingin menganalisis puisi diatas untuk tugas kuliah
Posting Komentar