Enam
puluh hari sebelum kiamat tiba
Isa turun ke bumi - ah, mungkin Yesus, Sangkala, atau Bagong
terserah,
tidak penting siapa gerangan
katanya,
ia bertugas membantah mata satu
dan
menolong orang-orang dari fitnah menyesatkan
Kita
pernah berpelukan di sebuah bukit
pohon
akasia rimbun berdiri tegak, ia ikhlas mematahkan daunnya
kemudian
kita menyulamnya menjadi ranjang
di
hadapan paus agung yang berdoa kepada kepada hari minggu
kita
bercinta dengan puas,
juga buas
Setelah
tak bisa lagi mengucapkan sepatah kata
dengan
gigimu yang tajam, kau runcingkan sebuah tangkai
menusuk
kemaluanku dan menikam jantungmu
kita
baring, berdua, dengan mata pejam
kau tahu, pada bagian ini, aku
merasa lebih romantis dari kisah manapun
termasuk, romeo dan juliet
setelah kematian kita,
akasia tegak itu meleleh menjadi selimut
menutup
tubuh telanjang kita
Dajjal yang bertugas mewakili tuhan untuk memfitnah
manusia,
tiba
di hadapan kita
dengan
mata satunya, ia menyihir tubuhmu menjadi pohon akasia baru
dan
ia rampingkan tubuhku lalu menjadikannya akar untukmu
ia mengabarkan kepada
khalayak ramai
tentang
kisah dua orang pezina yang dihukum tuhan di atas bukit
lalu, penyelamat yang aku
lupa namanya itu, mendatangi
kita
ia
berdoa kepada tuhan
“atas nama cinta, aku
meminta kepadamu
janganlah tibakan
kiamat buat mereka berdua”
Tuhan
kemudian menyehatkan tubuh kita dari kematian
tapi,
kisah yang panjang ini harus kau akhiri
kau
pergi bersama dajjal itu, sedangkan aku, membangun rumah di atas bukit
mungkin,
penyelamat itu suka membuat orang-orang menyendiri
dan
aku tahu, selamat
yang sebenarnya adalah
kiamat