Tubuhmu
baru saja bau tanah
hingga
sepasang mata menahan anak panah
sekali
kedip, pengincar hatimu patah
kata
orang, dia peziarah dari musim langit
tapi,
kau tidak butuh peziarah, rupanya
lalu
mininggalkannya sendiri
Kini,
kau lebih banyak menghabiskan waktu di dapur milik cemburuku
orang-orang
mulai senang memberi nasehat
“jangan
bermain api, jika tidak ingin terbakar”
pepatah
yang mirip kisah kita itu mungkin benar - tapi mungkin juga salah
Jutaan
tahun yang lalu, seorang lelaki gagal dilahap api
semenjak
itu, saya percaya, ada api yang bertugas untuk menyejukkan
setidaknya,
Ibrahim tidak mati dalam pembakaran Raja Namrud
Alasanmu
meninggalkan peziarah itu kini disapa ayah oleh anak-anakmu
sedang
aku, peziarah yang kau tinggalkan itu, baru berpikir menyelesaikan puisi ini
jangan
baca dari bait kedua, sebab, mungkin kau hanya menjadikan
kisah
Ibrahim sebagai mitos
tapi
yakinlah, aku masih bait pertama yang setia
mengunjungi
masa lalu kita
meski
hanya mendapatkan patahan anak panah
0 komentar:
Posting Komentar