Kepada suratku yang pernah kau baca
tepat di sampingku yang sedang sembunyi di balik daun telingamu
Suatu
hari, di kamarmu, kau sedang telanjang
tanpa
ketuk, tanpa salam, aku masuk lewat cela pintumu
baring,
membujurkan tubuh diantara guling putih dan tumpukan pakaian kotor
kau
sedang menyelesaikan puisi ini
Kamar
hening, Leonard Cohen dan lembut Haleluyah terdengar, pelan, berulang-ulang
saat
kau sadar ada orang lain di kamar ini - dan aku mulai tahu kau terusik keberadaanku,
aku
menyuling tubuhku menjadi air dan berjalan keluar lewat jendela.
jatuh
di taman rumahmu
tepat
di pot bunga kamboja
memilih
menetap, tak beranjak
Tahun
bergerak lambat
suatu
malam yang gelisah, gigimu sakit dan kau tidak bisa tertidur
kau
meludah di jendela, tepat mengenai punggungku yang telungkup
kau
sadar, aku masih air yang pernah menyelinap ke kamarmu
tak
pergi
tak
mati
Lama,
aku mengusik dirimu, diam-diam
aku
ingat kisah pada lagu di bait kedua
“Raja Daud melihat Betseba, istri
Uria, mandi, tubuhnya montok, dan telanjang
ia kemudian ingin bercinta
dengannya
lalu menyuruh Uria pergi ke medan
perang dan akhirnya terbunuh”
Aku
bertahun-tahun mematikan rasa nyamanmu, seandainya kau tahu
dan
saat aku telah pergi, kau masih merasa aku mungkin sedang bersembunyi di laci
menjamu, di bawah ranjangmu, atau di dalam behamu.
Ah,
maafkan aku Uria – aku begitu hijau melihat pelangi cinta
juga
terima kasihku milik Leonard Cohen, kau membuatku tahu
jatuh
cinta itu hal sederhana yang istimewa
dan
kita tak perlu menjelma menjadi tuhan
0 komentar:
Posting Komentar