Sehabis pulang menempurkan diri di ayunan laga
Hitam dan pekat jubah kematian
Semakin kuserahkan ajalku
Liang tak pernah cukup
Dan waktu seakan tak melirik pada kemiskinanku
Biar kumuh surga ini
Tetaplah menganggapnya istana
Tidak dibuat dari penghianatan api dari panasnya dan keterasingan air dari muaranya
Seperti janjiku pada kelam
Kelak kita akan bersua dalam irama ini lagi
Kuharap kau tetap setia pada nanar ini
Ya pada nanar yang kau peruntukkan secara sempurna di siang itu
Sesaat kemudian aku menerima ajal dan kau mengangapku hina
Terowongan Kota Juni 2012
0 komentar:
Posting Komentar