Pagi ini aku mempertanyakan identitas dari Keluarga Mahasiswa Fakultas Sastra. Apa yang salah dari lembaga mahasiswa ini dan mengapa terlihat seakan ada kemalasan untuk berlembaga dikalangan mahasiswa.
Aku mempertanyakan kondisi dan arah mahasiswa fakultas ini. Setelah ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Fakultas Sastra terpilih sekarang kita diperhadapkan pada kondisi yang sangat memperihatinkan. Aktifitas mahasiswa seakan tak terlihat atau lebih tepatnya mati. Tidak salah jika banyak dosen yang berkomentar dan mengungkapkan kerinduannya pada kelas diskusi yang terbuka dan nantinya akan melahirkan para pemikir kritis dari kampus. Termasuk penulis sendiri keresahan inilah yang membuat saya sebagai mahasiswa fakultas ini untuk tertarik ikut menghidupkan kembali nadi-nadi yang terpotong.
Pada acara tudang sipulung yang diadakan oleh generasi termuda Fakultas Sastra atau lebih dikenal dengan nama Estetika yang bertempat di pelataran Baruga AP Pettarani Kampus Unhas, saya melemparkan wacana ke kawan-kawan dari himpunan lain untuk mencoba kembali menghidupkan nadi-nadi yang terpotong ini. Sangat disayangkan ternyata hanya ada segelintir mahasiswa yang mau itupun setelah ditawarkan untuk memulai forum diskusi ini ternyata berbagai alasan mulai menghalangi tapi bukan berarti semangat ini juga memudar.
Aku kembali mempertanyakan eksistensi Fakultas Sastra sendiri. Apakah hanya sebatas pada kegiatan seremoni untuk mahasiswa baru saja dan setelah itu mati lagi dan menunggu waktu satu tahun untuk berdenyut kembali lalu setelah itu mati lagi.
Penulis berharap kelak akan lahir suasana keluarga mahasiswa yang sangat menikmati kehidupan kampus dan menjadikan semua tempat sebagai sarana belajar. Ada asa di angkatan muda sastra ini agara kelak dapat melanjutkan eksistensi dari Fakultas Sastra.
0 komentar:
Posting Komentar