A.
Karya Sastra Bentuk Prosa
Karangan prosa ialah karangan yang
bersifat menerangjelaskan secara terurai mengenai suatu masalah atau hal atau
peristiwa dan lain-lain. Pada dasarnya karya bentuk prosa ada dua macam, yakni
karya sastra yang bersifat sastra dan karya sastra yang bersifat bukan sastra.
Yang bersifat sastra merupakan karya sastra yang kreatif imajinatif, sedangkan
karya sastra yang bukan astra ialah karya sastra yang nonimajinatif.
Dalam khasanah sastra Indonesia dikenal
dua macam kelompok karya sastra menurut temanya, yakni karya sastra lama dan
karya sastra baru. Hal itu juga berlaku bagi karya sastra bentuk prosa. Jadi,
ada karya sastra prosa lama dan karya sastra prosa baru.
Perbedaan
prosa lama dan prosa baru menurut Dr. J. S. Badudu adalah:
Prosa
lama:
1. Cenderung
bersifat stastis, sesuai dengan keadaan masyarakat lama yang mengalami perubahan
secara lambat.
2. Istanasentris
( ceritanya sekitar kerajaan, istana, keluarga raja, bersifat
1. feodal).
2. Hampir
seluruhnya berbentuk hikayat, tambo atau dongeng. Pembaca
3. dibawa
ke dalam khayal dan fantasi.
4. Dipengaruhi
oleh kesusastraan Hindu dan Arab.
5. Ceritanya
sering bersifat anonim (tanpa nama)
6. Milik
bersama
Prosa
Baru:
1.
Prosa baru bersifat dinamis (senantiasa
berubah sesuai dengan perkembangan masyarakat)
2.
Masyarakatnya sentris ( cerita mengambil
bahan dari kehidupan masyarakat sehari-hari)
3.
Bentuknya roman, cerpen, novel, kisah,
drama. Berjejak di dunia yang nyata, berdasarkan kebenaran dan kenyataan
4.
Terutama dipengaruhi oleh kesusastraan
Barat
5.
Dipengaruhi siapa pengarangnya karena
dinyatakan dengan jelas
6.
Tertulis
1.
Prosa lama
Prosa lama adalah karya sastra daerah
yang belum mendapat pengaruh dari sastra atau kebudayaan barat. Dalam
hubungannya dengan kesusastraan Indonesia maka objek pembicaraan sastra lama
ialah sastra prosa daerah Melayu yang mendapat pengaruh barat. Hal ini disebabkan
oleh hubungannya yang sangat erat dengan sastra Indonesia. Karya
sastra prosa lama yang mula-mula timbul disampaikan secara lisan. Disebabkan
karena belum dikenalnya bentuk tulisan. Dikenal bentuk tulisan setelah agama
dan kebudayaan Islam masuk ke Indonesia, masyarakat Melayu mengenal tulisan.
Sejak itulah sastra tulisan mulai dikenal dan sejak itu pulalah babak-babak
sastra pertama dalam rentetan sejarah sastra Indonesia mulai ada.
Bentuk-bentuk
sastra prosa lama adalah:
o
Mite adalah dongeng yang banyak
mengandung unsur-unsur ajaib dan ditokohi oleh dewa, roh halus, atau peri.
Contoh Nyi Roro Kidul
o
Legenda adalah dongeng yang dihubungkan
dengan terjadinya suatu tempat. Contoh: Sangkuriang, SI Malin Kundang
o
Fabel adalah dongeng yang pelaku
utamanya adalah binatang. Contoh: Kancil
o
Hikayat adalah suatu bentuk prosa lama
yang ceritanya berisi kehidupan raja-raja dan sekitarnya serta kehidupan para
dewa. Contoh: Hikayat Hang Tuah.
o
Dongeng adalah suatu cerita yang
bersifat khayal. Contoh: Cerita Pak Belalang.
o
Cerita berbingkai adalah cerita yang di
dalamnya terdapat cerita lagi yang dituturkan oleh pelaku-pelakunya. Contoh:
Seribu Satu Malam
Prosa
Baru
Prosa
baru adalah karangan prosa yang timbul setelah mendapat pengaruh sastra atau
budaya Barat. Prosa baru timbul sejak pengaruh Pers masuk ke Indonesia yakni
sekitar permulaan abad ke-20. Contoh: Nyai Dasima karangan G.
Fransis, Siti mariahkarangan H. Moekti.
Berdasarkan
isi atau sifatnya prosa baru dapat digolongkan menjadi:
- Roman adalah cerita yang mengisahkan pelaku utama dari kecil sampai mati, mengungkap adat/aspek kehidupan suatu masyarakat secara mendetail/menyeluruh, alur bercabang-cabang, banyak digresi (pelanturan). Roman terbentuk dari pengembangan atas seluruh segi kehidupan pelaku dalam cerita tersebut. Contoh: karangan Sutan Takdir Alisjahbana: Kalah dan Manang, Grota Azzura, Layar Terkembang, dan Dian yang Tak Kunjung Padam
- Riwayat adalah suatu karangan prosa yang berisi pengalaman-pengalaman hidup pengarang sendiri (otobiografi) atau bisa juga pengalaman hidup orang sejak kecil hingga dewasa atau bahkan sampai meninggal dunia. Contoh: Soeharto Anak Desa atau Prof. Dr. B.I Habibie atau Ki hajar Dewantara.
- Otobiografi adalah karya yang berisi daftar riwayat diri sendiri.
- Antologi adalah buku yang berisi kumpulan karya terplih beberapa orang. Contoh Laut Biru Langit Biru karya Ayip Rosyidi
- Kisah adalah riwayat perjalanan seseorang yang berarti cerita rentetan kejadian kemudian mendapat perluasan makna sehingga dapat juga berarti cerita. Contoh: Melawat ke Jabar –Adinegoro, Catatan di Sumatera – M. Rajab.
- Cerpen adalah suatu karangan prosa yang berisi sebuah peristiwa kehidupan manusia, pelaku, tokoh dalam cerita tersebut. Contoh: Tamasya dengan Perahu Bugis karangan Usman. Corat-coret di Bawah Tanah karangan Idrus.
- Novel adalah suatu karangan prosa yang bersifat cerita yang menceritakan suatu kejadian yang luar biasa dan kehidupan orang-orang. Contoh: Roromendut karangan YB. Mangunwijaya.
- Kritik adalah karya yang menguraikan pertimbangan baik-buruk suatu hasil karya dengan memberi alasan-alasan tentang isi dan bentuk dengan kriteria tertentu yangs ifatnya objektif dan menghakimi.
- Resensi adalah pembicaraan/pertimbangan/ulasan suatu karya (buku, film, drama, dll.). Isinya bersifat memaparkan agar pembaca mengetahui karya tersebut dari ebrbagai aspek seperti tema, alur, perwatakan, dialog, dll, sering juga disertai dengan penilaian dan saran tentang perlu tidaknya karya tersebut dibaca atau dinikmati.
- Esei adalah ulasan/kupasan suatu masalah secara sepintas lalu berdasarkan pandangan pribadi penulisnya. Isinya bisa berupa hikmah hidup, tanggapan, renungan, ataupun komentar tentang budaya, seni, fenomena sosial, politik, pementasan drama, film, dll. menurut selera pribadi penulis sehingga bersifat sangat subjektif atau sangat pribadi.
B. Puisi
Puisi
adalah bentuk karangan yang terkikat oleh rima, ritma, ataupun jumlah baris
serta ditandai oleh bahasa yang padat. Unsur-unsur intrinsik puisi adalah
- tema adalah tentang apa puisi itu berbicara
- amanat adalah apa yang dinasihatkan kepada pembaca
- rima adalah persamaan-persamaan bunyi
- ritma adalah perhentian-perhentian/tekanan-tekanan yang teratur
- metrum/irama adalah turun naik lagu secara beraturan yang dibentuk oleh persamaan jumlah kata/suku tiap baris
- majas/gaya bahasa adalah permainan bahasa untuk efek estetis maupun maksimalisasi ekspresi
- kesan adalah perasaan yang diungkapkan lewat puisi (sedih, haru, mencekam, berapi-api, dll.)
- diksi adalah pilihan kata/ungkapan
- tipografi adalah perwajahan/bentuk puisi
Menurut
zamannya, puisi dibedakan atas puisi lama dan puisi baru.
A. Puisi Lama
Ciri
puisi lama:
- Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya
- Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan
- Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima
Yang
termausk puisi lama adalah
- Mantra adalah ucapan-ucapan yangd ianggap memiliki kekuatan gaib
- Pantun adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, 2 baris berikutnya sebagai isi. Pembagian pantun menurut isinya terdiri dari pantun anak, muda-mudi, agama/nasihat, teka-teki, jenaka
- Karmina adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek
- Seloka adlah pantun berkait
- Gurindam adalah puisi yang berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat
- Syair adalah puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri tiap bait 4 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat atau cerita
- Talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun 10 baris
B. Puisi Baru
Puisi
baru bentuknya lebih bebas daripada puisi lama baik dalam segi jumlah baris,
suku kata, maupun rima.Menurut isinya, puisi dibedakan atas
1. balada
adalah puisi berisi kisah/cerita
2. himne
adAlah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan
3. ode
adalah puisi sanjungan untuk orang yang ebrjasa
4. epigram
adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup
5. romance
adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih
6. elegi
adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan
7. satire
adalah puisi yang berisi sindiran/kritik
Membaca
Puisi
Adapun
faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam membaca puisi antara lain:
- Jenis acara: pertunjukkan, pembuka acara resmi, performance-art, dll.,
- Pencarian jenis puisi yang cocok dengan tema: perenungan, perjuangan, pemberontakan, perdamaian, ketuhanan, percintaan, kasih sayang, dendam, keadilan, kemanusiaan, dll.,
- Pemahaman puisi yang utuh,
- Pemilihan bentuk dan gaya baca puisi, meliputi poetry reading, deklamasi, dan teaterikal
- Tempat acara: indoor atau outdoor,
- Audien,
- Kualitas komunikasi,
- Totalitas performansi: penghayatan, ekspresi( gerak dan mimik)
- Kualitas vokal, meliputi volume suara, irama (tekanan dinamik, tekanan nada, tekanan tempo)
- Kesesuaian gerak,
- Jika menggunakan bentuk dan gaya teaterikal, maka harus memperhatikan:
- Pemilihan kostum yang tepat,
- Penggunaan properti yang efektif dan efisien,
- Setting yang sesuai dan mendukung tema puisi,
- Musik yang sebagai musik pengiring puisi atau sebagai musikalisasi puisi
C. Drama/Film
Drama
atau film merupakan karya yang terdiri atas aspek sastra dan asepk pementasan.
Aspek sastra drama berupa naskah drama, dan aspek sastra film berupa skenario.
Unsur instrinsik keduanya terdiri dari tema, amanat/pesan, plot/alur,
perwatakan/karakterisasi, konflik, dialog, tata artistik (make up, lighting,
busana, properti, tata panggung, aktor, sutradara, busana, tata suara,
penonton), casting (penentuan peran), dan akting (peragaan gerak para pemain).
D. Periodisasi
Sastra Indonesia
Periodisasi
sastra adalah pembabakan waktu terhadap perkembangan sastra yang ditandai
dengan ciri-ciri tertentu. Maksudnya tiap babak waktu (periode) memiliki ciri
tertentu yang berbeda dengan periode yang lain.
1. Zaman
Sastra Melayu Lama
Zaman
ini melahirkan karya sastra berupa mantra, syair, pantun, hikayat, dongeng, dan
bentuk yang lain.
2. Zaman
Peralihan
Zaman
ini dikenal tokoh Abdullah bin Abdulkadir Munsyi. Karyanya dianggap bercorak
baru karena tidak lagi berisi tentang istana danraja-raja, tetapi tentang
kehidupan manusia dan masyarakat yang nyata, misalnya Hikayat Abdullah
(otobiografi), Syair Perihal Singapura Dimakan Api, Kisah Pelayaran Abdullah ke
Negeri Jedah. Pembaharuan yang ia lakukan tidak hanya dalam segi isi, tetapi
juga bahasa. Ia tidak lagi menggunakan bahasa Melayu yang kearab-araban.
3. Zaman
Sastra Indonesia
a. Angkatan
Balai Pustaka (Angkatan 20-an)
Ciri
umum angkatan ini adalah tema berkisari tentang konflik adat antara kaum tua
dengan kaum muda, kasih tak sampai, dan kawin paksa, bahan ceritanya dari
Minangkabau, bahasa yang dipakai adalah bahasa Melayu, bercorak aliran romantik
sentimental.
Tokohnya
adalah Marah Rusli (roman Siti Nurbaya), Merari Siregar (roman Azab dan
Sengsara), Nur Sutan Iskandar (novel Apa dayaku Karena Aku Seorang Perempuan),
Hamka (roman Di Bawah Lindungan Ka’bah), Tulis Sutan Sati (novel Sengsara
Membawa Nikmat), Hamidah (novel Kehilangan Mestika), Abdul Muis (roman Salah
Asuhan), M Kasim (kumpulan cerpen Teman Duduk)
b. Angkatan
Pujangga Baru (Angkatan 30-an)
Cirinya
adalah
- Bahasa yang dipakai adalah bahasa Indonesia modern,
- Temanya tidak hanya tentang adat atau kawin paksa, tetapi mencakup masalah yang kompleks, seperti emansipasi wanita, kehidupan kaum intelek, dan sebagainya,
- Bentuk puisinya adalah puisi bebas, mementingkan keindahan bahasa, dan mulai digemari bentuk baru yang disebut soneta, yaitu puisi dari Italia yang terdiri dari 14 baris,
- Pengaruh barat terasa sekali, terutama dari Angkatan ’80 Belanda,
- Aliran yang dianut adalah romantik idealisme, dan
- Setting yang menonjol adalah masyarakat penjajahan. Tokohnya adalah STA Syhabana (novel Layar Terkembang, roman Dian Tak Kunjung Padam), Amir Hamzah (kumpulan puisi Nyanyi Sunyi, Buah Rindu, Setanggi Timur), Armin Pane (novel Belenggu), Sanusi Pane (drama Manusia Baru), M. Yamin (drama Ken Arok dan Ken Dedes), Rustam Efendi (drama Bebasari), Y.E. Tatengkeng (kumpulan puisi Rindu Dendam), Hamka (roman Tenggelamnya Kapa nVan Der Wijck).
c. Angkatan
’45
Ciri
umumnya adalah bentuk prosa maupun puisinya lebih bebas, prosanya bercorak
realisme, puisinya bercorak ekspresionisme, tema dan setting yang menonjol
adalah revolusi, lebih mementingkan isi daripada keindahan bahasa, dan jarang
menghasilkan roman seperti angkatan sebelumnya.
Tokohnya
Chairil Anwar (kumpulan puisi Deru Capur Debu, kumpulan puisi bersama Rivai
Apin dan Asrul Sani Tiga Menguak Takdir), Achdiat Kartamiharja (novel Atheis),
Idrus (novel Surabaya, Aki), Mochtar Lubis (kumpulan drama Sedih dan Gembira),
Pramduya Ananta Toer (novel Keluarga Gerilya), Utuy Tatang Sontani (novel
sejarah Tambera)
d. Angkatan
’66
Ciri
umumnya adalah tema yang menonjol adalah protes sosial dan politik, menggunakan
kalimat-kalimat panjang mendekati bentuk prosa.
Tokohnya
adalah W.S. Rendra (kumpulan puisi Blues untuk Bnie, kumpulan puisi Ballada
Orang-Orang Tercinta), Taufiq Ismail (kumpulan puisi Tirani, kumpulan puisi
Benteng), N.H. Dini (novel Pada Sebuah Kapal), A.A. Navis (novel Kemarau), Toha
Mohtar (novel Pulang), Mangunwijaya (novel Burung-burung Manyar), Iwan
Simatupang (novel Ziarah), Mochtar Lubis (novel Harimau-Harimau), Mariannge
Katoppo (novel Raumannen).
E. Identifikasi
Moral, Estetika, Sosial, Budaya Karya Sastra
1. Identifikasi
Moral
Sebuah
karya umumnya membawa pesan moral. Pesan moral dapat disampaikan oleh pengarang
secara langsung
maupun tidak langsung. Dalam karya satra, pesan moral dapat diketahui dari
perilaku tokoh- tokohnya
atau komentar langsung pengarangnya lewat karya itu.
2. Identifikasi
Estetika atau Nilai Keindahan
Sebuah
karya sastra mempunyai aspek-aspek keindahan yang melekat pada karya sastra
itu. Sebuah puisi, misalnya:
dapat diamati aspek persamaan bunyi, pilihan kata, dan lain-lain. Dalam cerpen
dapat diamati pilihan gaya bahasanya.
3. Identifikasi
Sosial Budaya
Suatu
karya sastra akan mencerminkan aspek sosial budaya suatu daerah tertentu. Hal
ini berkaitan dengan warna daerah. Sebuah novel misalnya, warna daerah memiliki
corak tersendiri yang membedakannya dengan yang lain. Beberapa karya sastra
yang mengungkapkan aspek sosial budaya:
- a. Pembayaran karya Sunansari Ecip mengungkapkan kehidupan di Sulawesi Selatan.
- b. Bako Karya Darman Moenir mengungkapkan kehidupan Suku Minangkabau di Sumatera Barat.
0 komentar:
Posting Komentar