on 4.16.2014


Aku mencuri sajak Sapardi, agar kau bisa dengan mudah memahami. Aku ingin mencintaimu dengan sederhana. Tak perlu api kepada kayu atau awan kepada hujan. Di bawah bulan, sepasang kita sedang menunggu pagi tanpa kantuk. Seperti lampu jalan, menunggu seorang waktu memadamkan cahaya, agar ia nampak seolah perca pelukan bayi dalam rahim. Mungil, bercahaya, dan selalu dinantikan.

Aku mencuri lengan ayahmu. Penyimpan semua hal lemah dalam tubuhmu. Ia yang pernah menjadi raksasa, saat kau kecil belajar berjalan. Kau meminjam lengannya untuk menghentikan berai tangismu. Memadamkan takut untuk menyalakan cerai tawamu. Ia selalu menyediakan lengan paling perkasa untuk melindungimu.

Aku mencuri senyum ibumu yang lembut. Ia pembuat kopi paling ajaib. Diselipkan hujan dalam cangkirku, menenangkan, tak pernah habis, membuatku betah mencintaimu. Setiap ia menyeduh kopi untukku, selalu ada kota dengan orang asing yang tersenyum di dalamnya. Aku berharap kau ingin menjadi aku, penikmat kopi ajaib dengan cinta yang tulus.

Aku mencuri hatiku sendiri, agar kupastikan ia tak bisa mencintai siapapun lagi. Dengan caraku sendiri, aku menyembunyikannya dalam kopi ibumu yang dijaga lengan ayahmu. Tabah, setia, dan penuh kemungkinan.
on 4.05.2014
Cinta

a/
Adalah negara yang tidak kenal belas kasih
ia dapat memiskinkanmu
menerjemahkan lapar sebagai angin
dan kau dipersilakan menunggu buah jatuh
dari pohon yang tidak pernah kau tanam

b/
Adalah kolam ikan raksasa
merawat jutaan hiu
membuatnya pandai memakan tanganmu sendiri
hingga kau tidak sanggup melihatnya tumbuh besar, semakin pintar
ia hilangkan tubuhmu, lekuk demi lekuk

c/
Adalah mangkuk berisi puluhan petisi jenis makanan
kau dapat memilih lezatnya
tapi koki yang akan menyiapkan untukmu
meski rasanya, tak seindah bayanganmu
kau tetap harus menyantapnya

d/
Adalah lagu tua
yang terputar di radio pemberian kekasihmu
kau tak tahu artinya, meski nadanya sangat romantis
di akhir lagu, suara tembakan mengetuk gendang telingamu
sang penyanyi mati di dalam radiomu
kekasihmu juga, dan kau tak dapat menolongnya

e/
Adalah gua dalam dirimu
tempat kau benamkan hal-hal yang tak ingin diketahui orang
suatu kapan, pengelana gila tersesat dan menyeret kenanganmu keluar
hingga akhirnya, kau memilih memasukkan dirimu sendiri
ke dalam gua yang gelap dan memusnah-asingkan tubuhmu menjadi pembohong

4.16.2014

Aku Ingin Menjadi Pencuri

Diposting oleh Unknown di 22.34 0 komentar


Aku mencuri sajak Sapardi, agar kau bisa dengan mudah memahami. Aku ingin mencintaimu dengan sederhana. Tak perlu api kepada kayu atau awan kepada hujan. Di bawah bulan, sepasang kita sedang menunggu pagi tanpa kantuk. Seperti lampu jalan, menunggu seorang waktu memadamkan cahaya, agar ia nampak seolah perca pelukan bayi dalam rahim. Mungil, bercahaya, dan selalu dinantikan.

Aku mencuri lengan ayahmu. Penyimpan semua hal lemah dalam tubuhmu. Ia yang pernah menjadi raksasa, saat kau kecil belajar berjalan. Kau meminjam lengannya untuk menghentikan berai tangismu. Memadamkan takut untuk menyalakan cerai tawamu. Ia selalu menyediakan lengan paling perkasa untuk melindungimu.

Aku mencuri senyum ibumu yang lembut. Ia pembuat kopi paling ajaib. Diselipkan hujan dalam cangkirku, menenangkan, tak pernah habis, membuatku betah mencintaimu. Setiap ia menyeduh kopi untukku, selalu ada kota dengan orang asing yang tersenyum di dalamnya. Aku berharap kau ingin menjadi aku, penikmat kopi ajaib dengan cinta yang tulus.

Aku mencuri hatiku sendiri, agar kupastikan ia tak bisa mencintai siapapun lagi. Dengan caraku sendiri, aku menyembunyikannya dalam kopi ibumu yang dijaga lengan ayahmu. Tabah, setia, dan penuh kemungkinan.

4.05.2014

Belajar Menjadi Pembohong

Diposting oleh Unknown di 23.01 1 komentar
Cinta

a/
Adalah negara yang tidak kenal belas kasih
ia dapat memiskinkanmu
menerjemahkan lapar sebagai angin
dan kau dipersilakan menunggu buah jatuh
dari pohon yang tidak pernah kau tanam

b/
Adalah kolam ikan raksasa
merawat jutaan hiu
membuatnya pandai memakan tanganmu sendiri
hingga kau tidak sanggup melihatnya tumbuh besar, semakin pintar
ia hilangkan tubuhmu, lekuk demi lekuk

c/
Adalah mangkuk berisi puluhan petisi jenis makanan
kau dapat memilih lezatnya
tapi koki yang akan menyiapkan untukmu
meski rasanya, tak seindah bayanganmu
kau tetap harus menyantapnya

d/
Adalah lagu tua
yang terputar di radio pemberian kekasihmu
kau tak tahu artinya, meski nadanya sangat romantis
di akhir lagu, suara tembakan mengetuk gendang telingamu
sang penyanyi mati di dalam radiomu
kekasihmu juga, dan kau tak dapat menolongnya

e/
Adalah gua dalam dirimu
tempat kau benamkan hal-hal yang tak ingin diketahui orang
suatu kapan, pengelana gila tersesat dan menyeret kenanganmu keluar
hingga akhirnya, kau memilih memasukkan dirimu sendiri
ke dalam gua yang gelap dan memusnah-asingkan tubuhmu menjadi pembohong