on 3.31.2014
 1/

Siapakah tubuhmu?
di tengah keramaian menarik pelatuk senjata
aku korban salah tembak yang tak tahu lagi rasanya luka
jika harus bersaksi di depan petugas,
aku akan mengaku
tubuhkulah yang salah menempatkan perasaannya

2/

Aku selalu curiga
lenganmu dihuni mike tison
dengan kasar, kau meninju perasaanku
sejak itu, aku berani jatuh cinta kepadamu
meskipun tahu, suatu kapan, kau mungkin
menyulamkan pukulan KO tercantik untukku
dan pengadil itu tak berniat memberikan sepuluh detik terbaik
untuk menyatakan cintaku
aku keluar dari gelanggang sebagai pecundang yang paling bahagia

“apapun hasilnya, usaha memang puncak tertinggi”

3/

Luka memang bukan hal baik
tapi caramu menyakiti seolah pelajaran matematika di kepalaku
hasilnya sulit ditebak
terlebih jika tak mengerti rumusnya
tapi jatuh cinta memang tindakan sihir
kadang hal yang romantis hanya datang dari kecurigaan
dan kita menikmatinya sepanjang malam
mengubah luka menjadi ribuan alasan untuk mencintai

Oh, betapa cinta itu memang seperti tumpukan buku
kau berada dihalaman yang paling sulit kucurigai
sejak itu, kau menjadi beban paling indah
bahkan, jika aku telah tunggal di tanah
tak kurelakan kau sendiri, juga pergi


~ 2014
on 3.28.2014
Suatu hari di minggu ceria
aku berlibur ke dalam dirimu
bermain sesuka hati, tak kenal waktu, dan paling penting, tak ada tugas sekolah
kita ke taman panjang, menghabiskan bekal yang ibu buatkan
aku punya sekotak crispy cassava rasa senyum
dan kau membawa tiga bungkus roti rasa tawar
saranmu, supaya adil, kita saling bertukar

"menikmati roti rasa tawar dengan suguhan senyuman tak akan mengubah rasanya" 

Setelah perbekalan kita habis
kau memilih bermain petak hati
aturannya, kau harus menemukanku, jika ingin permainan ini selesai
katamu, caranya mudah
kau pergi bersenang-senang dengan orang lain,
sedang aku, berusaha menumpuk puluhan buku puisi kesukaanmu
jika tugasku selesai, aku harus sembunyi diantara tumpukan buku
di lembar yang tak mungkin kau curigai  
setelah itu, giliranmu yang harus mencariku

Jika kau berhasil menemukanku, maka hari itu pasti sudah berganti
menjadi senin, jumat, atau kiamat
sebab, kau tak pernah merelakan waktumu mencariku yang berharap ditemukan olehmu

Permainan kita selesai dan kau tak pernah benar-benar menemukanku
sejak itu, aku tak bisa keluar dari hari minggu milikmu

terjebak seperti roti tawar yang dimasukkan ke bibir yang menyuguhkan senyuman
on 3.18.2014
: zakiah dan amarah rupadewi

Bila esok malam, kau belum juga kalah
keluarlah dari rumahmu
berjalan penuh ke utara
kau akan tiba di sebuah kota
dengan penduduk yang senang menyembunyikan gelap
katanya, mereka tak ingin anaknya disentuh sihir jahat

Bila esok malam, kau masih ingin menjadi anak-anak
kunjungilah kuburanmu
baringlah di dalamnya, sentulah tanah
lihatlah, betapa dongeng malaikat munkar dan nakir itu benar
mereka punya palu godam raksasa
lihatlah, lidahmu terkunci, matamu bersaksi
jangan berbohong kepada malaikat itu, mereka tak kenal hak asasi manusia
jika kau jujur, ia akan sebaik dirimu, juga, jika berani jujur

Bila esok malam, aku tak pulang
datanglah kepadaku
dengan senang hati
akan kubiarkan tubuhku terbakar sepanjang tahun
setelah tertiup angin timur, abunya akan menjadi peta
lihatlah, lekuk hangus tubuhku yang paling hitam
itulah tempat kau berdiri saat ini
kota yang dihancurkan kaum vandal nakal
di sini, aku ingin sekali bermukim denganmu
meski berumah sisa gedung-gedung purba


on 3.11.2014
Seorang pelaut dikutuk tuhan
mengarungi tujuh samudera seumur tahun
tak bisa berlabuh di dermaga manapun
Flying Dutchman dan awak kapal yang kesepian

Jika Bernard Dokke adalah aku
bersama awak kapal, akan kuminum habis air di lautan
juga, dengan semua hal-hal yang tenggelam
agar tuhan yang senang memamerkan kekuasaan itu tahu
kecintaanku pada laut, telah lama kuwasiatkan
dan kini, ia menguasai seluruh cintaku

"Orang-orang memang senang membangun mitos
bahkan kita dituduh menyuburkan penyakit mengerikan
yang membuat tak satupun pulau sudi menerima kesepian ini
ah, rasanya, kesepian memang satu-satunya dermaga kita"

Di tanjung harapan, teropong Pattingaloang membantuku
membaca rasi bintang, mencurigai tuduhan cancer padaku
di dekat bulan, aku melihat Flying Dutchman berlayar
menjatuhkan jangkarnya ke pusat bumi

“ia kini, menguasai dunia
dengan kesepian dan kesendirian”

Maka, aku mencuri puisi Joost van den Vondel yang ia tulis untuk Pattingaloang

Wiens aldoor snuffelende brein
Een gansche werelt valt te klein

aku mengirim puisi ini ke surat elektronik Bernard Dokke
kapten kapal Flying Dutchman yang dikutuk oleh tuhan yang maha pengasih itu
kesepian dan kesendirian
on 3.07.2014
hanya sebuah, layaknya sesuatu

Di depan kamar seorang lelaki yang patah hati
aku mengucapkan setumpuk kata
entah itu dari mana, dan untuk menjelaskan apa
aku hanya membayangkan itu adalah percakapan pertama Adam dan Hawa
“Hawa yang tak tahu apa-apa, ditawarkan bibir untuk ia nikmati
maka bibir itu merekam semua kata-kata Adam dengan tabah”
lidah menari seperti salmon yang dijaring nelayan
dan nafsu adalah lautan yang menyiapkan ombak untukmu
dengan telanjang, ia dapat menghantam tubuhmu
menyeretnya ke bumi
tanpa bertanya, apakah kau mahir meloloskan diri dari nafsu?

Petaka yang baik adalah kutukan, katamu
tanpa permisi, dengan tanganku yang sopan, meratakan dadamu untuk menyuburkan tumbuhan
aku ingin menancapkan pohon di tanahmu yang lapang
tapi, cinta memang butuh kau masukkan dalam kepala
agar akarnya mampu menahan subur tumbuhan, juga tubuhmu

Kita sama-sama tahu, masing-masing sedang membangun rumah
tapi, Adam dan Hawa juga melakukan hal yang sama untuk ke bumi?

3.31.2014

Luka dari Penyihir Sakti

Diposting oleh Unknown di 03.54 0 komentar
 1/

Siapakah tubuhmu?
di tengah keramaian menarik pelatuk senjata
aku korban salah tembak yang tak tahu lagi rasanya luka
jika harus bersaksi di depan petugas,
aku akan mengaku
tubuhkulah yang salah menempatkan perasaannya

2/

Aku selalu curiga
lenganmu dihuni mike tison
dengan kasar, kau meninju perasaanku
sejak itu, aku berani jatuh cinta kepadamu
meskipun tahu, suatu kapan, kau mungkin
menyulamkan pukulan KO tercantik untukku
dan pengadil itu tak berniat memberikan sepuluh detik terbaik
untuk menyatakan cintaku
aku keluar dari gelanggang sebagai pecundang yang paling bahagia

“apapun hasilnya, usaha memang puncak tertinggi”

3/

Luka memang bukan hal baik
tapi caramu menyakiti seolah pelajaran matematika di kepalaku
hasilnya sulit ditebak
terlebih jika tak mengerti rumusnya
tapi jatuh cinta memang tindakan sihir
kadang hal yang romantis hanya datang dari kecurigaan
dan kita menikmatinya sepanjang malam
mengubah luka menjadi ribuan alasan untuk mencintai

Oh, betapa cinta itu memang seperti tumpukan buku
kau berada dihalaman yang paling sulit kucurigai
sejak itu, kau menjadi beban paling indah
bahkan, jika aku telah tunggal di tanah
tak kurelakan kau sendiri, juga pergi


~ 2014

3.28.2014

Setiap Orang dapat Menjual hari Minggu Miliknya kepada Cinta yang Asing

Diposting oleh Unknown di 02.06 0 komentar
Suatu hari di minggu ceria
aku berlibur ke dalam dirimu
bermain sesuka hati, tak kenal waktu, dan paling penting, tak ada tugas sekolah
kita ke taman panjang, menghabiskan bekal yang ibu buatkan
aku punya sekotak crispy cassava rasa senyum
dan kau membawa tiga bungkus roti rasa tawar
saranmu, supaya adil, kita saling bertukar

"menikmati roti rasa tawar dengan suguhan senyuman tak akan mengubah rasanya" 

Setelah perbekalan kita habis
kau memilih bermain petak hati
aturannya, kau harus menemukanku, jika ingin permainan ini selesai
katamu, caranya mudah
kau pergi bersenang-senang dengan orang lain,
sedang aku, berusaha menumpuk puluhan buku puisi kesukaanmu
jika tugasku selesai, aku harus sembunyi diantara tumpukan buku
di lembar yang tak mungkin kau curigai  
setelah itu, giliranmu yang harus mencariku

Jika kau berhasil menemukanku, maka hari itu pasti sudah berganti
menjadi senin, jumat, atau kiamat
sebab, kau tak pernah merelakan waktumu mencariku yang berharap ditemukan olehmu

Permainan kita selesai dan kau tak pernah benar-benar menemukanku
sejak itu, aku tak bisa keluar dari hari minggu milikmu

terjebak seperti roti tawar yang dimasukkan ke bibir yang menyuguhkan senyuman

3.18.2014

Kaum Vandal dan Gedung-gedung Purba

Diposting oleh Unknown di 04.44 0 komentar
: zakiah dan amarah rupadewi

Bila esok malam, kau belum juga kalah
keluarlah dari rumahmu
berjalan penuh ke utara
kau akan tiba di sebuah kota
dengan penduduk yang senang menyembunyikan gelap
katanya, mereka tak ingin anaknya disentuh sihir jahat

Bila esok malam, kau masih ingin menjadi anak-anak
kunjungilah kuburanmu
baringlah di dalamnya, sentulah tanah
lihatlah, betapa dongeng malaikat munkar dan nakir itu benar
mereka punya palu godam raksasa
lihatlah, lidahmu terkunci, matamu bersaksi
jangan berbohong kepada malaikat itu, mereka tak kenal hak asasi manusia
jika kau jujur, ia akan sebaik dirimu, juga, jika berani jujur

Bila esok malam, aku tak pulang
datanglah kepadaku
dengan senang hati
akan kubiarkan tubuhku terbakar sepanjang tahun
setelah tertiup angin timur, abunya akan menjadi peta
lihatlah, lekuk hangus tubuhku yang paling hitam
itulah tempat kau berdiri saat ini
kota yang dihancurkan kaum vandal nakal
di sini, aku ingin sekali bermukim denganmu
meski berumah sisa gedung-gedung purba


3.11.2014

Flying Dutchman, Joost van den Vondel , dan Pattingaloang

Diposting oleh Unknown di 00.53 0 komentar
Seorang pelaut dikutuk tuhan
mengarungi tujuh samudera seumur tahun
tak bisa berlabuh di dermaga manapun
Flying Dutchman dan awak kapal yang kesepian

Jika Bernard Dokke adalah aku
bersama awak kapal, akan kuminum habis air di lautan
juga, dengan semua hal-hal yang tenggelam
agar tuhan yang senang memamerkan kekuasaan itu tahu
kecintaanku pada laut, telah lama kuwasiatkan
dan kini, ia menguasai seluruh cintaku

"Orang-orang memang senang membangun mitos
bahkan kita dituduh menyuburkan penyakit mengerikan
yang membuat tak satupun pulau sudi menerima kesepian ini
ah, rasanya, kesepian memang satu-satunya dermaga kita"

Di tanjung harapan, teropong Pattingaloang membantuku
membaca rasi bintang, mencurigai tuduhan cancer padaku
di dekat bulan, aku melihat Flying Dutchman berlayar
menjatuhkan jangkarnya ke pusat bumi

“ia kini, menguasai dunia
dengan kesepian dan kesendirian”

Maka, aku mencuri puisi Joost van den Vondel yang ia tulis untuk Pattingaloang

Wiens aldoor snuffelende brein
Een gansche werelt valt te klein

aku mengirim puisi ini ke surat elektronik Bernard Dokke
kapten kapal Flying Dutchman yang dikutuk oleh tuhan yang maha pengasih itu
kesepian dan kesendirian

3.07.2014

Karena Adam, Hawa ke Bumi

Diposting oleh Unknown di 07.30 0 komentar
hanya sebuah, layaknya sesuatu

Di depan kamar seorang lelaki yang patah hati
aku mengucapkan setumpuk kata
entah itu dari mana, dan untuk menjelaskan apa
aku hanya membayangkan itu adalah percakapan pertama Adam dan Hawa
“Hawa yang tak tahu apa-apa, ditawarkan bibir untuk ia nikmati
maka bibir itu merekam semua kata-kata Adam dengan tabah”
lidah menari seperti salmon yang dijaring nelayan
dan nafsu adalah lautan yang menyiapkan ombak untukmu
dengan telanjang, ia dapat menghantam tubuhmu
menyeretnya ke bumi
tanpa bertanya, apakah kau mahir meloloskan diri dari nafsu?

Petaka yang baik adalah kutukan, katamu
tanpa permisi, dengan tanganku yang sopan, meratakan dadamu untuk menyuburkan tumbuhan
aku ingin menancapkan pohon di tanahmu yang lapang
tapi, cinta memang butuh kau masukkan dalam kepala
agar akarnya mampu menahan subur tumbuhan, juga tubuhmu

Kita sama-sama tahu, masing-masing sedang membangun rumah
tapi, Adam dan Hawa juga melakukan hal yang sama untuk ke bumi?