on 9.29.2012
masihkah kita akan berbicara dengan hati
menyeduh kopi di teras rumah sambil menikmati gerimis
menyisir lembah surya keabadian
dengan cahaya dan suara kita akan menyanyikan cinta

masihkan kita akan berbicara dengan damai
menikmati sepotong senja dengan panduan benaman matahari
bersajak tentang kisah dan kasih yang abadi
disini di tempat hatiku dan hatimu tertambat oleh setia

jika esok pagi akan turun badai
disinilah, disisiku kita seselimut dalam hening saja
sebab diluar angin akan membawamu pada kehangatan semu
dan ketika terbangun mungkin kita telah menjadi dewa yang kesekian.


on 9.27.2012
Orang KANAN cenderung bicara & bertindak lebih cepat dari rata2. Istilahnya: Action dulu baru MIKIR. 

Orang KIRI cenderung bicara & bertindak lebih lambat dari rata2. Istilahnya: Mikir (lama) dulu baru Action. 

Kadang orang KIRI, saking lamanya Mikir, gak Action2..

Ciri2 lain: KANAN kalo tertawa lebih terbahak & lepas. KIRI senyumnya minimalis.. 

Kalo ada yg ngomongnya cepat, tapi (natural) senyumnya minimalis, artinya kanan & kirinya cukup berimbang.. 

Orang2 yg KANANnya dominan, biasanya agak grusa-grusu, kamar berantakan (ngaku), ngetik sering salah.. 

Nah, orang KIRI itu lebih cenderung telaten & rapi, apalagi yg melankolisnya dominan.. 

Karena KANAN orangnya dinamis (cepat), mrk cocok kerja DILUAR RUANGAN, gak betah lama2 didalam! 

Yg masih belum mudeng, KANAN itu Otak Kanannya dominan, imaginasi. KIRI adalah memori.. 

Lanjut yaa, Org KANAN dibagi menjadi: Sanguinis & Koleris | KIRI: Melankolis & Plegmatis. 

Nah, Org sanguin itu emosionalnya LABIL, up & down-nya cepet. Nangis & ketawa silih berganti.. 

Sanguin orgnya ceria, hebring, sering jadi pusat keramaian. Influencenya tinggi.. 

Ciri2 yg BENER2 Sanguin, biasanya proporsional mata-hidung-mulut cenderung rapat. Biasanya hidungnya melebar. 

Koleris, wajahnya keras, rahangnya agak persegi, alisnya tebal, ngomongnya ada penekanan2. 

Cowok Koleris kelihatan sekali pelipisnya menonjol & JARI MANISNYA LEBIH PANJANG DARI TELUNJUK!.. CEK..! 

Perhatikan foto2 wajah/ava yg barusan saya RT (jari manisnya panjang). Mrk itu LIBIDONYA GEDHE. HaHaHa.. 


Dalam definisi Pramoedya, “Realisme sosialis merupakan metode yang meneruskan filsafat materialisme dalam karya sastra serta meneruskan pandangan sosialisme-ilmiah. Dalam menghadapi persoalan masyarakat, realisme sosialis mempergunakan pandangan yang struktural fundamental”.
Ditulis dengan rapi dan terang, telaah Eka Kurniawan menampilkan lintasan sejarah ide “realisme sosialis” dalam polemik yang berlangsung di Uni Soviet di tahun 1920-an sampai dengan tahun 1930-an, menjelang dan sesudah ia dirumuskan. Disinggung pula bagaimana “realisme sosialis” diterima di RRC di bawah Mao Zhe-dong. Terlebih lagi, dalam buku ini kita akan mendapatkan pandangan teoritikus Marxis terkenal, Grigory Lukacs dan salah satu pendiri Partai Komunis yang cemerlang, Leon Trotsky, yang bertentangan dengan “realisme sosialis” yang diresmikan Stalin – satu hal yang tak disebut, apalagi diperbincangkan, Pramoedya. Dalam arti ini, buku Eka Kurniawan bisa jadi pelengkap risalah yang disusun Pramoedya, yang hampir sepenuhnya mengikuti garis rumusan Zhdanov, pejabat tinggi Partai, besan, dan juru sensor Stalin. 

Goenawan Mohamad
"Realisme sosialis itu sendiri bukan hanya penamaan satu metode di bidang sastra, tapi lebih tepat dikatakan satu hubungan filsafat, metode penggarapan dengan apresiasi estetiknya sendiri. Penamaan satu politik estetik di bidang sastra yang sekaligus juga mencakup kesadaran adanya front, adanya perjuangan, adanya kawan-kawan sebarisan dan lawan-lawan di seberang garis, adanya militansi, adanya orang-orang yang mencoba menghindari diri dari front ini untuk memenangkan ketakacuhan.”
Pramoedya Ananta Toer

---

on 9.25.2012
#gie

Bicara tentang anjing-anjing kita yang nakal dan lucu
Atau tentang bunga-bunga yang manis di lembah mendala wangi
Ada serdadu-serdadu Amerika yang mati kena bom di danang
Ada bayi-bayi yang mati lapar di Biafra

Tapi aku ingin mati di sisimu sayangku
Setelah kita bosan hidup dan terus bertanya-tanya
Tentang tujuan hidup yang tak satu setanpun tahu

Mari, sini sayangku
Kalian yang pernah mesra, yang pernah baik dan simpati padaku
Tegakklah ke langit atau awan mendung
Kita tak pernah menanamkan apa-apa,
Kita takkan pernah kehilangan apa-apa”

(Catatan Seorang Demonstran, Selasa, 11 November 1969) 
(sebelum Soe Hok Gie meninggal)

Hari ini aku lihat kembali
Wajah-wajah halus yang keras
Yang berbicara tentang kemerdekaaan
Dan demokrasi
Dan bercita-cita
Menggulingkan tiran

Aku mengenali mereka
Yang tanpa tentara mau berperang melawan diktator
Dan yang tanpa uang mau memberantas korupsi

Kawan-kawan
Kuberikan padamu cintaku
Dan maukah kau berjabat tangan
Selalu dalam hidup ini?

Harian Sinar Harapan 18 Agustus 1973
#puisisoehokgie

Akhirnya semua akan tiba
Pada suatu hari yang biasa
Pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui
Apakah kau masih berbicara selembut dahulu?
Memintaku minum susu dan tidur yang lelap?
Sambil membenarkan letak leher kemejaku

(kabut tipis pun turun pelan-pelan di lembah kasih, lembah mendala wangi
kau dan aku tegak berdiri, melihat hutan-hutan yang menjadi suram
meresapi belaian angin yang menjadi dingin)

Apakah kau masih membelaiku semesra dahulu
Ketika ku dekap kau, dekaplah lebih mesra, lebih dekat

(lampu-lampu berkelipan di jakarta yang sepi, kota kita berdua, yang tua dan terlena dalam mimpinya. kau dan aku berbicara. tanpa kata, tanpa suara ketika malam yang basah menyelimuti jakarta kita)

Apakah kau masih akan berkata, kudengar derap jantungmu. kita begitu berbeda dalam semua
kecuali dalam cinta?

(haripun menjadi malam, kulihat semuanya menjadi muram. wajah2 yang tidak kita kenal berbicara dalam bahasa yang tidak kita mengerti. seperti kabut pagi itu)

Manisku, aku akan jalan terus
Membawa kenangan-kenangan dan harapan-harapan
Bersama hidup yang begitu biru

Selasa, 1 April 1969
#puisisoehokgie

Senja ini, ketika matahari turun kedalam jurang jurangmu
Aku datang kembali
Kedalam ribaanmu, dalam sepimu dan dalam dinginmu

Walaupun setiap orang berbicara tentang manfaat dan guna
Aku bicara padamu tentang cinta dan keindahan
Dan aku terima kau dalam keberadaanmu
Seperti kau terima daku

Aku cinta padamu, Pangrango yang dingin dan sepi
Sungaimu adalah nyanyian keabadian tentang tiada
Hutanmu adalah misteri segala
Cintamu dan cintaku adalah kebisuan semesta

Malam itu ketika dingin dan kebisuan menyelimuti Mandalawangi
Kau datang kembali
Dan bicara padaku tentang kehampaan semua

Hidup adalah soal keberanian, menghadapi yang tanda tanya
Tanpa kita mengerti,
Tanpa kita bisa menawar
Terimalah dan hadapilah

Dan antara ransel ransel kosong dan api unggun yang membara
Aku terima ini semua
Melampaui batas batas hutanmu, melampaui batas batas jurangmu

Aku cinta padamu Pangrango
Karena aku cinta pada keberanian hidup

Jakarta 19-7-1966
on 9.21.2012
masih harus bersikap seperti layaknya anjing
yah dengan seperti itu kamu bisa bahagia
aku sudah jelaskan
diriku hanyalah binatang itu, tidak lebih
mengapa harus malu mengakui saya
bukankah kamu pernah bilang bahwa cinta itu misterius
jika dalam keadaan seperti ini aku ingat janjimu
aku butuh kamu
sama halnya beberapa dekade dulu
bukankah kamu selalu mengakrapkan aku dengan bahagia

sama seperti kemarin
maaf aku selalu menyesal
betul katamu dulu
anjing tidak bisa bahagia tanpa tulang dan ku tahu kamu tulang itu

beberapa jam yang lalu saya selalu tersenyum melihat deretan fotomu dalam dinding kenangan
seperti halnya dulu yang selalu aku lakukan jika seperti ini

terima kasih telah menjadi tempat curhat yang layak untukku.

[catatan seorang gadis]

Makassar, September 2012
ini bukan tentang cermin cembung atau cekung
bukan pula tentang bayanganmu yang selalu menguntit kemana saja
       termasuk saat kamu beronani di dalam kamar dengan foto mantan kekasihmu
bukan pula tentang kemenangan jokowi pada pilkada jakarta baru-baru ini
       katanya ini demokrasi paling benar
apa lagi tentang kisah celana dalamku yang sempat aku lupa di kamarmu
       itu saat beberapa jam sebelum kita putus
sebenarnya bukan tentang apa-apa
hanya sekedar deretan kata yang aku susun menjadi bentuk sajak sederhana seperti ini

sepertinya lucu saat kamu membacanya menjadi sebuah potongan roti dalam sarapan pagimu
terlihat lebih seksi dari g-string biru yang selalu kamu kenakan
atau bayangan kenakalan anak kita kelak yang belum pasti
maka aku menutupnya dengan kata
besok kita menuju mati yang sama yah
mati yang selalu memberi kehidupan

Makassar September 2012

on 9.16.2012
Malam ini belum terlalu larut. Masih ada seribu bintang dan dingin belum terlalu kejam. Dinding kamarku masih menempel rapi poster Ernesto Guevara dan beberapa catatan abadi masih menghiasi dinding kamarku. Lantaikupun masih berserakan tulisan yang belum sempat kurampungkan. Celana dalam seminggu lalu juga belum sempat aku masukkan dikeranjang pakaian kotor. Dengan sedikit bahagia aku membuka pintu kamarku dan menyerahkan diriku pada kasur yang selalu terasa empuk aku tiduri. 

Mata terpejam tapi pikiran tetap menjelajah pada bayangan beberapa perjalanan rahasia seminggu belakangan ini. Betapa tidak. perempuan senja dilorong itu, pelayaran misterius tentang suku yang hampir punah di pulau ambangisu dan terakhir kisah juli yang baru berakhir di desember ini. Kesemuanya menjadi fragmen yang saling terkait. Semacam oases dalam diri yang masih remaja ini.

***

Berlanjut di pagi buta. Di luar udara masih sangat dingin. Kukucek mataku dan kuarahkan pandangan pada jam weker yang masih berkutat di jam 4 dini hari. Pintu digedor  dan samar kudengar suara seorang lelaki. Membentak.

"Awa, bangun. katanya dari balik pintu.

Hanya suara itu yang kudengar selebihnya semacam diskusi kecil yang membahas tentang apa dan siapa. aku meleleh di pembaringan. Sedikit takut namun selebihnya aku nampak tenang saja. Berdiri dan berjalan menuju pintu. Kubuka dan kain hitam menyekap kepalaku. sedikit pukulan di tengkuk membuatku tidak sadarkan diri. Pingsan.

Saat aku sadar, semua terasa aneh. ada beberapa pasang mata menatapku. di ruang yang masih aneh bagiku ini ada beberapa benda asing, Laptop putih tergeletak disampingku dan photo perempuan senja dilorong itu tepat diatas dadaku. Aku baru sadar ternyata kelompok radikal yang menai dirinya kelompok sosialisme prolateral inilah yang kemarin aku temui di warkop. Beberapa diantara mereka aku sempat aku lihat di tayangan berita beberapa malam yang lalu. Dia seorang aktivis yang terkenal keras dalam mengkritik pemerintah.

Kamu tahu mengapa harus dibawa kemari? tanya seorang lelaki yang belakangan aku tahu bernawa Warta. tidak jawabku dengan sedikit melototi matanya.
Tulisanmu di beberapa terlalu keras. Itu mengancam beberapa rencana besar kelompok kami.

Kamu tahu bahawa negara ini sedang menghadapi

#berlanjut
on 9.09.2012
dalam sepi yang terjerambat duka
aku menghantui diriku dengan luka
dan semesta memintaku mengamininya dalam rapalan doa

sesak juga rasa dalam rupaku saat ini
aku tak berbentuk asa lagi
dan setiap senja remang akan mengikatku pada kelamnya

jauh sudah aku jejakkan kisah
pada malam dan motor bututku
mengelanakan diri pada apapun yang menjadi kebenaran

sudah sangat jauh
aku hampir lupa jalan pulang
jika bukan karena sajak dan cintaku pada kenangan
aku akan mematikan diri pada hidup yang sebelumnya

Makassar, September 2012
on 9.06.2012
Dalam sajak kita mengalirkan rasa
Benak yang terkutuk oleh keajaiban kuasa manusia
Tentang moral dan keadilan itu adalah mimpi yang terpasung dalam keranda mayat
Di abad ini negaraku dijajah dalam rupa yang samar
Entah perlu di berikan pencerahan seperti apa
Sebab ini sudah menjadi semacam larutan ajaib dalam tubuh bobrok negara ini

Kita seperti hidup dalam masa humanisme klasik
Kembali membenarkan pemikiran para tokoh abad pertengahan
Sedangkan humanis renaissans yang jelas telah memberikan pencerahan pada umat manusia
Kita adalah Pico Della Mirandola
Penguasa atas alam yang sederhana ini
Maka berbuatlah selayaknya dan perlakukan negaramu dengan cara yang wajar saja
Bukankah kita masih punya anak cucu yang kelak akan berfikir berbeda

Lahirkanlah generasi yang akan akan memberimu nilai
Generasi yang kelak akan jadi pembaharu
Menyusun ulang tatanan ini pada masa yang berbeda
Entah pada proklamasi keberapa dan oleh siapa pula
Kita adalah saudara semanusia
Dan jangan nodai generasi oleh keserakahanmu
Sebab dampaknya akan menyangkut pada negara ini pula
Hidup sekarang, Hiduplah dimasa yang akan datang

Makassar, September 2012

Ada duka dalam diriku
Duka yang belum menjadi sedih
Dan rupa warna akan menjadi penyetubuh bagi kelam malam
Sebab diatas keranda ada rindu yang terkoyak

Ada duka dalam diriku
Duka yang belum menjadi sedih
Dan Tuhan menyudahinya dengan terpaksa pula
Sebab tangis tidak akan mampu redamkan luka

Duka
Luka
Dan setiap kegelisahan yang aneh
Tentang Tuhan dan air mata manusia
Pada akhirnya bumilah yang akan berkisah
Mengapa jadi begini

Makassar, Agustus 2012

9.29.2012

Sajak untuk Mengenangmu Kasih

Diposting oleh Unknown di 00.53 0 komentar
masihkah kita akan berbicara dengan hati
menyeduh kopi di teras rumah sambil menikmati gerimis
menyisir lembah surya keabadian
dengan cahaya dan suara kita akan menyanyikan cinta

masihkan kita akan berbicara dengan damai
menikmati sepotong senja dengan panduan benaman matahari
bersajak tentang kisah dan kasih yang abadi
disini di tempat hatiku dan hatimu tertambat oleh setia

jika esok pagi akan turun badai
disinilah, disisiku kita seselimut dalam hening saja
sebab diluar angin akan membawamu pada kehangatan semu
dan ketika terbangun mungkin kita telah menjadi dewa yang kesekian.


9.27.2012

#4Kepribadian @jayaYEA

Diposting oleh Unknown di 09.26 0 komentar
Orang KANAN cenderung bicara & bertindak lebih cepat dari rata2. Istilahnya: Action dulu baru MIKIR. 

Orang KIRI cenderung bicara & bertindak lebih lambat dari rata2. Istilahnya: Mikir (lama) dulu baru Action. 

Kadang orang KIRI, saking lamanya Mikir, gak Action2..

Ciri2 lain: KANAN kalo tertawa lebih terbahak & lepas. KIRI senyumnya minimalis.. 

Kalo ada yg ngomongnya cepat, tapi (natural) senyumnya minimalis, artinya kanan & kirinya cukup berimbang.. 

Orang2 yg KANANnya dominan, biasanya agak grusa-grusu, kamar berantakan (ngaku), ngetik sering salah.. 

Nah, orang KIRI itu lebih cenderung telaten & rapi, apalagi yg melankolisnya dominan.. 

Karena KANAN orangnya dinamis (cepat), mrk cocok kerja DILUAR RUANGAN, gak betah lama2 didalam! 

Yg masih belum mudeng, KANAN itu Otak Kanannya dominan, imaginasi. KIRI adalah memori.. 

Lanjut yaa, Org KANAN dibagi menjadi: Sanguinis & Koleris | KIRI: Melankolis & Plegmatis. 

Nah, Org sanguin itu emosionalnya LABIL, up & down-nya cepet. Nangis & ketawa silih berganti.. 

Sanguin orgnya ceria, hebring, sering jadi pusat keramaian. Influencenya tinggi.. 

Ciri2 yg BENER2 Sanguin, biasanya proporsional mata-hidung-mulut cenderung rapat. Biasanya hidungnya melebar. 

Koleris, wajahnya keras, rahangnya agak persegi, alisnya tebal, ngomongnya ada penekanan2. 

Cowok Koleris kelihatan sekali pelipisnya menonjol & JARI MANISNYA LEBIH PANJANG DARI TELUNJUK!.. CEK..! 

Perhatikan foto2 wajah/ava yg barusan saya RT (jari manisnya panjang). Mrk itu LIBIDONYA GEDHE. HaHaHa.. 

PRAMOEDYA ANANTA TOER DAN SASTRA REALISME SOSIALIS

Diposting oleh Unknown di 06.43 0 komentar


Dalam definisi Pramoedya, “Realisme sosialis merupakan metode yang meneruskan filsafat materialisme dalam karya sastra serta meneruskan pandangan sosialisme-ilmiah. Dalam menghadapi persoalan masyarakat, realisme sosialis mempergunakan pandangan yang struktural fundamental”.
Ditulis dengan rapi dan terang, telaah Eka Kurniawan menampilkan lintasan sejarah ide “realisme sosialis” dalam polemik yang berlangsung di Uni Soviet di tahun 1920-an sampai dengan tahun 1930-an, menjelang dan sesudah ia dirumuskan. Disinggung pula bagaimana “realisme sosialis” diterima di RRC di bawah Mao Zhe-dong. Terlebih lagi, dalam buku ini kita akan mendapatkan pandangan teoritikus Marxis terkenal, Grigory Lukacs dan salah satu pendiri Partai Komunis yang cemerlang, Leon Trotsky, yang bertentangan dengan “realisme sosialis” yang diresmikan Stalin – satu hal yang tak disebut, apalagi diperbincangkan, Pramoedya. Dalam arti ini, buku Eka Kurniawan bisa jadi pelengkap risalah yang disusun Pramoedya, yang hampir sepenuhnya mengikuti garis rumusan Zhdanov, pejabat tinggi Partai, besan, dan juru sensor Stalin. 

Goenawan Mohamad
"Realisme sosialis itu sendiri bukan hanya penamaan satu metode di bidang sastra, tapi lebih tepat dikatakan satu hubungan filsafat, metode penggarapan dengan apresiasi estetiknya sendiri. Penamaan satu politik estetik di bidang sastra yang sekaligus juga mencakup kesadaran adanya front, adanya perjuangan, adanya kawan-kawan sebarisan dan lawan-lawan di seberang garis, adanya militansi, adanya orang-orang yang mencoba menghindari diri dari front ini untuk memenangkan ketakacuhan.”
Pramoedya Ananta Toer

9.25.2012

---

Diposting oleh Unknown di 07.31 0 komentar
#gie

Bicara tentang anjing-anjing kita yang nakal dan lucu
Atau tentang bunga-bunga yang manis di lembah mendala wangi
Ada serdadu-serdadu Amerika yang mati kena bom di danang
Ada bayi-bayi yang mati lapar di Biafra

Tapi aku ingin mati di sisimu sayangku
Setelah kita bosan hidup dan terus bertanya-tanya
Tentang tujuan hidup yang tak satu setanpun tahu

Mari, sini sayangku
Kalian yang pernah mesra, yang pernah baik dan simpati padaku
Tegakklah ke langit atau awan mendung
Kita tak pernah menanamkan apa-apa,
Kita takkan pernah kehilangan apa-apa”

(Catatan Seorang Demonstran, Selasa, 11 November 1969) 

Pesan

Diposting oleh Unknown di 07.27 0 komentar
(sebelum Soe Hok Gie meninggal)

Hari ini aku lihat kembali
Wajah-wajah halus yang keras
Yang berbicara tentang kemerdekaaan
Dan demokrasi
Dan bercita-cita
Menggulingkan tiran

Aku mengenali mereka
Yang tanpa tentara mau berperang melawan diktator
Dan yang tanpa uang mau memberantas korupsi

Kawan-kawan
Kuberikan padamu cintaku
Dan maukah kau berjabat tangan
Selalu dalam hidup ini?

Harian Sinar Harapan 18 Agustus 1973

Sebuah Tanya

Diposting oleh Unknown di 07.24 0 komentar
#puisisoehokgie

Akhirnya semua akan tiba
Pada suatu hari yang biasa
Pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui
Apakah kau masih berbicara selembut dahulu?
Memintaku minum susu dan tidur yang lelap?
Sambil membenarkan letak leher kemejaku

(kabut tipis pun turun pelan-pelan di lembah kasih, lembah mendala wangi
kau dan aku tegak berdiri, melihat hutan-hutan yang menjadi suram
meresapi belaian angin yang menjadi dingin)

Apakah kau masih membelaiku semesra dahulu
Ketika ku dekap kau, dekaplah lebih mesra, lebih dekat

(lampu-lampu berkelipan di jakarta yang sepi, kota kita berdua, yang tua dan terlena dalam mimpinya. kau dan aku berbicara. tanpa kata, tanpa suara ketika malam yang basah menyelimuti jakarta kita)

Apakah kau masih akan berkata, kudengar derap jantungmu. kita begitu berbeda dalam semua
kecuali dalam cinta?

(haripun menjadi malam, kulihat semuanya menjadi muram. wajah2 yang tidak kita kenal berbicara dalam bahasa yang tidak kita mengerti. seperti kabut pagi itu)

Manisku, aku akan jalan terus
Membawa kenangan-kenangan dan harapan-harapan
Bersama hidup yang begitu biru

Selasa, 1 April 1969

Mandalawangi - Pangrango

Diposting oleh Unknown di 07.20 0 komentar
#puisisoehokgie

Senja ini, ketika matahari turun kedalam jurang jurangmu
Aku datang kembali
Kedalam ribaanmu, dalam sepimu dan dalam dinginmu

Walaupun setiap orang berbicara tentang manfaat dan guna
Aku bicara padamu tentang cinta dan keindahan
Dan aku terima kau dalam keberadaanmu
Seperti kau terima daku

Aku cinta padamu, Pangrango yang dingin dan sepi
Sungaimu adalah nyanyian keabadian tentang tiada
Hutanmu adalah misteri segala
Cintamu dan cintaku adalah kebisuan semesta

Malam itu ketika dingin dan kebisuan menyelimuti Mandalawangi
Kau datang kembali
Dan bicara padaku tentang kehampaan semua

Hidup adalah soal keberanian, menghadapi yang tanda tanya
Tanpa kita mengerti,
Tanpa kita bisa menawar
Terimalah dan hadapilah

Dan antara ransel ransel kosong dan api unggun yang membara
Aku terima ini semua
Melampaui batas batas hutanmu, melampaui batas batas jurangmu

Aku cinta padamu Pangrango
Karena aku cinta pada keberanian hidup

Jakarta 19-7-1966

9.21.2012

Anjing Itu tidak bisa Bahagia tanpa Tulang

Diposting oleh Unknown di 04.51 1 komentar
masih harus bersikap seperti layaknya anjing
yah dengan seperti itu kamu bisa bahagia
aku sudah jelaskan
diriku hanyalah binatang itu, tidak lebih
mengapa harus malu mengakui saya
bukankah kamu pernah bilang bahwa cinta itu misterius
jika dalam keadaan seperti ini aku ingat janjimu
aku butuh kamu
sama halnya beberapa dekade dulu
bukankah kamu selalu mengakrapkan aku dengan bahagia

sama seperti kemarin
maaf aku selalu menyesal
betul katamu dulu
anjing tidak bisa bahagia tanpa tulang dan ku tahu kamu tulang itu

beberapa jam yang lalu saya selalu tersenyum melihat deretan fotomu dalam dinding kenangan
seperti halnya dulu yang selalu aku lakukan jika seperti ini

terima kasih telah menjadi tempat curhat yang layak untukku.

[catatan seorang gadis]

Makassar, September 2012

Mari Menertawakan Diri

Diposting oleh Unknown di 04.14 0 komentar
ini bukan tentang cermin cembung atau cekung
bukan pula tentang bayanganmu yang selalu menguntit kemana saja
       termasuk saat kamu beronani di dalam kamar dengan foto mantan kekasihmu
bukan pula tentang kemenangan jokowi pada pilkada jakarta baru-baru ini
       katanya ini demokrasi paling benar
apa lagi tentang kisah celana dalamku yang sempat aku lupa di kamarmu
       itu saat beberapa jam sebelum kita putus
sebenarnya bukan tentang apa-apa
hanya sekedar deretan kata yang aku susun menjadi bentuk sajak sederhana seperti ini

sepertinya lucu saat kamu membacanya menjadi sebuah potongan roti dalam sarapan pagimu
terlihat lebih seksi dari g-string biru yang selalu kamu kenakan
atau bayangan kenakalan anak kita kelak yang belum pasti
maka aku menutupnya dengan kata
besok kita menuju mati yang sama yah
mati yang selalu memberi kehidupan

Makassar September 2012

9.16.2012

Semua Berawal dari Sini

Diposting oleh Unknown di 23.48 0 komentar
Malam ini belum terlalu larut. Masih ada seribu bintang dan dingin belum terlalu kejam. Dinding kamarku masih menempel rapi poster Ernesto Guevara dan beberapa catatan abadi masih menghiasi dinding kamarku. Lantaikupun masih berserakan tulisan yang belum sempat kurampungkan. Celana dalam seminggu lalu juga belum sempat aku masukkan dikeranjang pakaian kotor. Dengan sedikit bahagia aku membuka pintu kamarku dan menyerahkan diriku pada kasur yang selalu terasa empuk aku tiduri. 

Mata terpejam tapi pikiran tetap menjelajah pada bayangan beberapa perjalanan rahasia seminggu belakangan ini. Betapa tidak. perempuan senja dilorong itu, pelayaran misterius tentang suku yang hampir punah di pulau ambangisu dan terakhir kisah juli yang baru berakhir di desember ini. Kesemuanya menjadi fragmen yang saling terkait. Semacam oases dalam diri yang masih remaja ini.

***

Berlanjut di pagi buta. Di luar udara masih sangat dingin. Kukucek mataku dan kuarahkan pandangan pada jam weker yang masih berkutat di jam 4 dini hari. Pintu digedor  dan samar kudengar suara seorang lelaki. Membentak.

"Awa, bangun. katanya dari balik pintu.

Hanya suara itu yang kudengar selebihnya semacam diskusi kecil yang membahas tentang apa dan siapa. aku meleleh di pembaringan. Sedikit takut namun selebihnya aku nampak tenang saja. Berdiri dan berjalan menuju pintu. Kubuka dan kain hitam menyekap kepalaku. sedikit pukulan di tengkuk membuatku tidak sadarkan diri. Pingsan.

Saat aku sadar, semua terasa aneh. ada beberapa pasang mata menatapku. di ruang yang masih aneh bagiku ini ada beberapa benda asing, Laptop putih tergeletak disampingku dan photo perempuan senja dilorong itu tepat diatas dadaku. Aku baru sadar ternyata kelompok radikal yang menai dirinya kelompok sosialisme prolateral inilah yang kemarin aku temui di warkop. Beberapa diantara mereka aku sempat aku lihat di tayangan berita beberapa malam yang lalu. Dia seorang aktivis yang terkenal keras dalam mengkritik pemerintah.

Kamu tahu mengapa harus dibawa kemari? tanya seorang lelaki yang belakangan aku tahu bernawa Warta. tidak jawabku dengan sedikit melototi matanya.
Tulisanmu di beberapa terlalu keras. Itu mengancam beberapa rencana besar kelompok kami.

Kamu tahu bahawa negara ini sedang menghadapi

#berlanjut

9.09.2012

Dalam Sepi yang Terjerambat Duka

Diposting oleh Unknown di 07.35 3 komentar
dalam sepi yang terjerambat duka
aku menghantui diriku dengan luka
dan semesta memintaku mengamininya dalam rapalan doa

sesak juga rasa dalam rupaku saat ini
aku tak berbentuk asa lagi
dan setiap senja remang akan mengikatku pada kelamnya

jauh sudah aku jejakkan kisah
pada malam dan motor bututku
mengelanakan diri pada apapun yang menjadi kebenaran

sudah sangat jauh
aku hampir lupa jalan pulang
jika bukan karena sajak dan cintaku pada kenangan
aku akan mematikan diri pada hidup yang sebelumnya

Makassar, September 2012

9.06.2012

Pico Della Mirandola

Diposting oleh Unknown di 10.08 0 komentar
Dalam sajak kita mengalirkan rasa
Benak yang terkutuk oleh keajaiban kuasa manusia
Tentang moral dan keadilan itu adalah mimpi yang terpasung dalam keranda mayat
Di abad ini negaraku dijajah dalam rupa yang samar
Entah perlu di berikan pencerahan seperti apa
Sebab ini sudah menjadi semacam larutan ajaib dalam tubuh bobrok negara ini

Kita seperti hidup dalam masa humanisme klasik
Kembali membenarkan pemikiran para tokoh abad pertengahan
Sedangkan humanis renaissans yang jelas telah memberikan pencerahan pada umat manusia
Kita adalah Pico Della Mirandola
Penguasa atas alam yang sederhana ini
Maka berbuatlah selayaknya dan perlakukan negaramu dengan cara yang wajar saja
Bukankah kita masih punya anak cucu yang kelak akan berfikir berbeda

Lahirkanlah generasi yang akan akan memberimu nilai
Generasi yang kelak akan jadi pembaharu
Menyusun ulang tatanan ini pada masa yang berbeda
Entah pada proklamasi keberapa dan oleh siapa pula
Kita adalah saudara semanusia
Dan jangan nodai generasi oleh keserakahanmu
Sebab dampaknya akan menyangkut pada negara ini pula
Hidup sekarang, Hiduplah dimasa yang akan datang

Makassar, September 2012

Ada duka dalam Diriku

Diposting oleh Unknown di 09.11 0 komentar

Ada duka dalam diriku
Duka yang belum menjadi sedih
Dan rupa warna akan menjadi penyetubuh bagi kelam malam
Sebab diatas keranda ada rindu yang terkoyak

Ada duka dalam diriku
Duka yang belum menjadi sedih
Dan Tuhan menyudahinya dengan terpaksa pula
Sebab tangis tidak akan mampu redamkan luka

Duka
Luka
Dan setiap kegelisahan yang aneh
Tentang Tuhan dan air mata manusia
Pada akhirnya bumilah yang akan berkisah
Mengapa jadi begini

Makassar, Agustus 2012