on 1.31.2013
kepada mantan puisiku
kamu pernah lama tergeletak di atas ranjang kenangan
tertutup kelambu dupa hingga terlewatlupakan sebagai entah yang indah
aku kadang lupa menanyakan kabarmu
meski sesekali aku melihatmu memurungkan kusut kertasmu
aku lebih asyik bermain dengan masing-masing sudut kota air mata

mantan puisiku
dari segala wajah waktu, aku adalah seorang fobia photo
photo yang kadang menarik paksa diriku pada suatu masa
dimana semua kenangan saling munuduh dan akulah tersangka yang dikurung dalam sesal
anjing, dasar penyair gagal
gumamku dalam hati untuk hatiku

kepada mantan puisiku
kita pernah sama-sama saling melipat diri dalam gerangan
membaca kata satu sama lain
lebih mesra
lebih
lalu sama-sama mengikhlaskan
lebih mesra
lebih

lalu
seseroang berlalu dari mataku dan menganggapmu ada
berharga di atas segala amarah
mengambilrebutmu dan aku masih menikammati sudut-sudut kota air mata.
dia menikmatimu lebih dari nikmatnya kita dulu
lalu aku masih menunggu kamu sebagai mantan
mantan puisimu yang gagal sebagai mantan

kepada mantan puisiku
berlalulah.

Makassar, Januari 2013
on 1.23.2013

“kamu pernah dengar cerita mayat yang bisa berjalan?”
“belum. memangnya bisa?”
“di Toraja itu tetap terjaga. Gilakan!!”
“kamu mau kesana?”
“besok saya mau kesana, mencoba berpetualang dengan bermodalkan gila kawan!”
“kamu pergi sama siapa?”
“saya pergi snediri di temani motor butut saya”
“kamu memang gila kawan”
Kira-kira seperti inilah percakapan "maya" saya dengan salah satu teman yang suka traveling.

Sore masih panjang. Dengan semangat yang keterlaluan, saya mencoba memanaskan motor dan memulai perjalanan dari rumah ke tugu Adipura. Perjalanan ke Toraja saja bisa memakan waktu sampai delapan jam dari kota Makassar dan sore ini saya masih sempat menghabiskan sebatang rokok terlebih dahulu [baca: ini ritual tersendiri]. 

Kira-kira jam 3 sore saya memulai trip gila ini. Angin sepoi dan keramaian jalan memang cukup menghibur trip kali ini. Kerel dan matras masih setia di punggung, tidak terasa sore mulai berganti menjadi malam dan pintu gerbang kabupaten Parepare belum juga terlihat. Masih dengan model yang sama, semangat. Meskipun sebenarnya dompet saya tidak bersemangat. Tapi disemangatkan sajalah.

Tiba di kota Parepare saya istirahat sambil menghabiskan bekal dari rumah, nasi dan "ikan paku" spesial yang saya buat sendiri. Selepas lelah saya kembali memulai perjalanan. Kali ini kabupaten Rappang yang saya lalui. Malam yang dingin dan jalan yang cukup berkelok memang menjadi tantangan tersendiri. Kerlap lampu jalan dan kendaraan silih berganti menerangi. Dengan hati-hati saya mencoba menikmati perjalanan dengan sesekali mengisap rokok kretek kebanggan lelaki.

Setelah berjam-jam akhirnya saya bertemu dengan hujan yang sialan. Ini di Enrekang. Jalanan berkelok dan sementara dalam pekerjaan membuat sedikit perjalanan saya terhambat. Belum lagi mobil truk yang mengambil hampir separuh badan jalan menghalangi pandangan saya. Kabut yang turun membuat saya harus singgah di warung sederhana dan menikmati segelas kopi tubruk racikan Pak Nawing (tuan rumah yang budiman). Jaket tebal yang saya gunakan tidak mempan menahan dingin. Alhasil, gemetar romantispun saya rasakan [baca: mencoba memeluk diri sendiri].

Satu yang perlu saya catat dalam perjalanan ini, masyarakat Enrekang itu sangat ramah, dia bahkan menawari saya untuk menginap di rumahnya saja jika memang sudah terlalu capek. Ini yang membuat saya semakin kagum dengan beliau dan keramahannya. 

Sekitar setengah jam istirahat, saya akhirnya pamit dan memulai lagi perjalanan ini. Semakin jauh berjalan, samakin tebal kabut yang yang saya temui. Sedikit "amazinglah" saya bisa bertahan dalam keadaan seperti ini. Di perjalanan hanya mobil yang melambung atau terlambung dengan sendirinya. Saya mencoba mengimbangi dingin dengan menggerak-gerakkan tubuh sambil tetap berhati-hati. Kalau nanti teman-teman mau trip ke Toraja, saran saya jangan mulai perjalanannya dari sore. Akibatnya seperti saya ini. Kedinginan dan perlu lebih berhati-hati. Diambang lelah saya berharap jalanan ini dengan sendirinya menjadi dekat agar saya bisa lebih cepat tiba.

Dan ini dia yang saya tunggu. Ucapan selamat datang di Kabupaten Toraja. Pukul 24.00 malam saya tiba setelah menempuh perjalan sekitar 300 kilo dari Makassar. Dari perbatasan saya masih harus melalui beberapa kecamatan untuk sampai di kota Rante Pao.

Tiba di Rante Pao saya masih sempat singgah untuk menikmati kopi khas toraja yang legendaris itu sebelum menuju penginapan. sebelum baring saya mengutuk dalam hati, akhirnya orang gila ini bisa juga sampai di toraja.
on 1.16.2013
@Jalan2Seru_Mks

setahun berlalu
kita masih bernyanyi tentang cinta dan rasa yang sama

melupakan yang sedang terjadi 
tentang rumah dan kota-kota tua
kota yang telah mengkotak-kotakkan kita
antara hitam dan putih
antara kaya dan miskin
antara kalah dan menang
lalu kita berserikat, terikat tanpa janji
setia tanpa harus disetiakan
selayaknya tanpa harus dilayakkan

setahun berlalu
kita masih bernyanyi tentang alam dan kebebasannya
menari bersama suara-suara kebebasan
melengkingkang bersama mammiri yang setia
dan kepada jalan yang masih panjang
berlalulah tanpa harus meninggalkan jejak banalu kepada kita

kepada: kau dan aku yang masih akan lebih setia lagi
selamat, kenduri kita sedang melangsungkan pestanya

hidup ini:
kita bisa bertingkah seperti kanak-kanak untuk menghindarinya
atau dewasa untuk menghadapinya
selamat mencintai jalan-jalan seru makassar


Makassar, Januari 2013
on 1.14.2013
sudikah kau menghapus mata air dari mataku
iya mengalir seperti letupan ketukan dalam kutukan

Makassar, Januari 2013

aku adalah sebuah kebohongan
tempatmu membenci segala rupa
dan amarah yang sama bencinya kepada aku yang tertuduh

aku adalah sebuah kebohongan
tempatku jujur untuk mengatakan 
sayangku adalah bohong yang berbicara jujur kepada dirinya sendiri

aku adalah sebuah kebohongan
rongsokan yang berbicara jujur tentang
apa yang dia rasakan

demi apa aku mencintaimu?
demikianlah adanya

aku adalah sebuah kebohongan
yang berani berkata tentang keindahan semu
mungkin hanya aku yang merasa bohong

malam begadang
beridabah dengan kesemuan
kita saling melempar senyum

Makassar, Januari 2013
on 1.13.2013


@bolang_mks

Hidup ini Indah[ji]
Tidak semua yang biasa itu berakhir biasa
Ada yang luar biasa dari yang biasa itu
Menghina diri sendiri justru bisa membuat kita menjadi luar biasa
Bukankah hidup ini indah[ji]?

Tidak semua yang jujur itu membahagiakan
Ada jujur yang menyakitkan
Berbohongpun demikian
Bukankah hidup ini Indah[ji]?

Nikmati keapaadaannya dirimu
yang berterus terang pada hidupnya adalah seorang pemenang
Bukankah hidup ini indah[ji]?

Rumah Dukun, Januari 2013


on 1.10.2013
sajakku adalah celana dalam
tempat kamu menutupi kemaluan
aku suka kamu yang bulat dan selalu terlanjur: kepada telanjang

adakah rasa yang bisa aku ungkapkan tanpa harus bermain dengan kelamin
sebab dihadapanku, kamu selalu nampak seperti perempuan tanpa payu dan darah

sajakku adalah celana dalam
tempat kamu menutupi kemaluan
aku suka kamu yang sellu membuatku bertanya tentang mani dan dosa.


on 1.09.2013
yang semestinya bukan tentu yang sebaiknya: itulah perasaan. kadang ada yang perlu kita bicarakan dengan damai tapi kamu selalu menuduhku dengan tuduh. aku lupa membuatkanmu secarik surat bukan tentu telah melupakaanmukan?

hubungan itu bukan batasan, malah hubungan adalah pendewasan. bergantung bagaimana cara kita menyikapinya. banyak yang putus dari kekasihnya karena gagal untuk menjalin komunikasi yang baik. seorang pembelajar adalah yang mampu memengut semua hikmah dari perjalanannya. 


on 1.06.2013
pada malam yang malang
kita melintasi trotoar dengan kuyup yang sungguh
kukuku mengggil diikuti sekujur tubuh
tapi kamu tidak
jaket dan mantel memelukmu erat

aku katakan dengan bohong bahwa aku mencintai malam ini
sebab sepasang merpati yang kehilangan sangkar ikut tersesat seperti kita
seperti celana dalamku yang telah punah di kamarmu
seperti puisi-puisiku yang mengabu di laci dompetmu.

aku penyair gagal yang telah berhasil melupakanmu.
karena setia telah memanggilku pulang ke kamar dan mimpiku.

Makassar, Januari 2013
on 1.02.2013
kamu pernah lama terbaring diatas kasurku
lama menjadi bantal untuk gulingku
lama terlipat sebagai kenangan di dompetku

seseorang mengambilmu dan membacanya dipanggung sajak
sepanjang malam kamu menemani telinga orang-orang yang tuli akan kebenaran


Makassar Januari 2013

1.31.2013

Wajah Waktu

Diposting oleh Unknown di 00.40 0 komentar
kepada mantan puisiku
kamu pernah lama tergeletak di atas ranjang kenangan
tertutup kelambu dupa hingga terlewatlupakan sebagai entah yang indah
aku kadang lupa menanyakan kabarmu
meski sesekali aku melihatmu memurungkan kusut kertasmu
aku lebih asyik bermain dengan masing-masing sudut kota air mata

mantan puisiku
dari segala wajah waktu, aku adalah seorang fobia photo
photo yang kadang menarik paksa diriku pada suatu masa
dimana semua kenangan saling munuduh dan akulah tersangka yang dikurung dalam sesal
anjing, dasar penyair gagal
gumamku dalam hati untuk hatiku

kepada mantan puisiku
kita pernah sama-sama saling melipat diri dalam gerangan
membaca kata satu sama lain
lebih mesra
lebih
lalu sama-sama mengikhlaskan
lebih mesra
lebih

lalu
seseroang berlalu dari mataku dan menganggapmu ada
berharga di atas segala amarah
mengambilrebutmu dan aku masih menikammati sudut-sudut kota air mata.
dia menikmatimu lebih dari nikmatnya kita dulu
lalu aku masih menunggu kamu sebagai mantan
mantan puisimu yang gagal sebagai mantan

kepada mantan puisiku
berlalulah.

Makassar, Januari 2013

1.23.2013

Toraja: Saya Hanya Bermodalkan Gila

Diposting oleh Unknown di 01.36 0 komentar

“kamu pernah dengar cerita mayat yang bisa berjalan?”
“belum. memangnya bisa?”
“di Toraja itu tetap terjaga. Gilakan!!”
“kamu mau kesana?”
“besok saya mau kesana, mencoba berpetualang dengan bermodalkan gila kawan!”
“kamu pergi sama siapa?”
“saya pergi snediri di temani motor butut saya”
“kamu memang gila kawan”
Kira-kira seperti inilah percakapan "maya" saya dengan salah satu teman yang suka traveling.

Sore masih panjang. Dengan semangat yang keterlaluan, saya mencoba memanaskan motor dan memulai perjalanan dari rumah ke tugu Adipura. Perjalanan ke Toraja saja bisa memakan waktu sampai delapan jam dari kota Makassar dan sore ini saya masih sempat menghabiskan sebatang rokok terlebih dahulu [baca: ini ritual tersendiri]. 

Kira-kira jam 3 sore saya memulai trip gila ini. Angin sepoi dan keramaian jalan memang cukup menghibur trip kali ini. Kerel dan matras masih setia di punggung, tidak terasa sore mulai berganti menjadi malam dan pintu gerbang kabupaten Parepare belum juga terlihat. Masih dengan model yang sama, semangat. Meskipun sebenarnya dompet saya tidak bersemangat. Tapi disemangatkan sajalah.

Tiba di kota Parepare saya istirahat sambil menghabiskan bekal dari rumah, nasi dan "ikan paku" spesial yang saya buat sendiri. Selepas lelah saya kembali memulai perjalanan. Kali ini kabupaten Rappang yang saya lalui. Malam yang dingin dan jalan yang cukup berkelok memang menjadi tantangan tersendiri. Kerlap lampu jalan dan kendaraan silih berganti menerangi. Dengan hati-hati saya mencoba menikmati perjalanan dengan sesekali mengisap rokok kretek kebanggan lelaki.

Setelah berjam-jam akhirnya saya bertemu dengan hujan yang sialan. Ini di Enrekang. Jalanan berkelok dan sementara dalam pekerjaan membuat sedikit perjalanan saya terhambat. Belum lagi mobil truk yang mengambil hampir separuh badan jalan menghalangi pandangan saya. Kabut yang turun membuat saya harus singgah di warung sederhana dan menikmati segelas kopi tubruk racikan Pak Nawing (tuan rumah yang budiman). Jaket tebal yang saya gunakan tidak mempan menahan dingin. Alhasil, gemetar romantispun saya rasakan [baca: mencoba memeluk diri sendiri].

Satu yang perlu saya catat dalam perjalanan ini, masyarakat Enrekang itu sangat ramah, dia bahkan menawari saya untuk menginap di rumahnya saja jika memang sudah terlalu capek. Ini yang membuat saya semakin kagum dengan beliau dan keramahannya. 

Sekitar setengah jam istirahat, saya akhirnya pamit dan memulai lagi perjalanan ini. Semakin jauh berjalan, samakin tebal kabut yang yang saya temui. Sedikit "amazinglah" saya bisa bertahan dalam keadaan seperti ini. Di perjalanan hanya mobil yang melambung atau terlambung dengan sendirinya. Saya mencoba mengimbangi dingin dengan menggerak-gerakkan tubuh sambil tetap berhati-hati. Kalau nanti teman-teman mau trip ke Toraja, saran saya jangan mulai perjalanannya dari sore. Akibatnya seperti saya ini. Kedinginan dan perlu lebih berhati-hati. Diambang lelah saya berharap jalanan ini dengan sendirinya menjadi dekat agar saya bisa lebih cepat tiba.

Dan ini dia yang saya tunggu. Ucapan selamat datang di Kabupaten Toraja. Pukul 24.00 malam saya tiba setelah menempuh perjalan sekitar 300 kilo dari Makassar. Dari perbatasan saya masih harus melalui beberapa kecamatan untuk sampai di kota Rante Pao.

Tiba di Rante Pao saya masih sempat singgah untuk menikmati kopi khas toraja yang legendaris itu sebelum menuju penginapan. sebelum baring saya mengutuk dalam hati, akhirnya orang gila ini bisa juga sampai di toraja.

1.16.2013

KEPADA JALAN-JALAN SERU MAKASSAR

Diposting oleh Unknown di 04.30 0 komentar
@Jalan2Seru_Mks

setahun berlalu
kita masih bernyanyi tentang cinta dan rasa yang sama

melupakan yang sedang terjadi 
tentang rumah dan kota-kota tua
kota yang telah mengkotak-kotakkan kita
antara hitam dan putih
antara kaya dan miskin
antara kalah dan menang
lalu kita berserikat, terikat tanpa janji
setia tanpa harus disetiakan
selayaknya tanpa harus dilayakkan

setahun berlalu
kita masih bernyanyi tentang alam dan kebebasannya
menari bersama suara-suara kebebasan
melengkingkang bersama mammiri yang setia
dan kepada jalan yang masih panjang
berlalulah tanpa harus meninggalkan jejak banalu kepada kita

kepada: kau dan aku yang masih akan lebih setia lagi
selamat, kenduri kita sedang melangsungkan pestanya

hidup ini:
kita bisa bertingkah seperti kanak-kanak untuk menghindarinya
atau dewasa untuk menghadapinya
selamat mencintai jalan-jalan seru makassar


Makassar, Januari 2013

1.14.2013

Letupan Ketukan dalam Kutukan

Diposting oleh Unknown di 05.25 0 komentar
sudikah kau menghapus mata air dari mataku
iya mengalir seperti letupan ketukan dalam kutukan

Makassar, Januari 2013

Bohong yang Berbicara Jujur Kepada Dirinya Sendiri

Diposting oleh Unknown di 04.21 0 komentar

aku adalah sebuah kebohongan
tempatmu membenci segala rupa
dan amarah yang sama bencinya kepada aku yang tertuduh

aku adalah sebuah kebohongan
tempatku jujur untuk mengatakan 
sayangku adalah bohong yang berbicara jujur kepada dirinya sendiri

aku adalah sebuah kebohongan
rongsokan yang berbicara jujur tentang
apa yang dia rasakan

demi apa aku mencintaimu?
demikianlah adanya

aku adalah sebuah kebohongan
yang berani berkata tentang keindahan semu
mungkin hanya aku yang merasa bohong

malam begadang
beridabah dengan kesemuan
kita saling melempar senyum

Makassar, Januari 2013

1.13.2013

KEPADA KAKAK YANG TERLANJUR GANTENG

Diposting oleh Unknown di 06.54 0 komentar


@bolang_mks

Hidup ini Indah[ji]
Tidak semua yang biasa itu berakhir biasa
Ada yang luar biasa dari yang biasa itu
Menghina diri sendiri justru bisa membuat kita menjadi luar biasa
Bukankah hidup ini indah[ji]?

Tidak semua yang jujur itu membahagiakan
Ada jujur yang menyakitkan
Berbohongpun demikian
Bukankah hidup ini Indah[ji]?

Nikmati keapaadaannya dirimu
yang berterus terang pada hidupnya adalah seorang pemenang
Bukankah hidup ini indah[ji]?

Rumah Dukun, Januari 2013


1.10.2013

sajakku adalah celana dalam

Diposting oleh Unknown di 01.31 2 komentar
sajakku adalah celana dalam
tempat kamu menutupi kemaluan
aku suka kamu yang bulat dan selalu terlanjur: kepada telanjang

adakah rasa yang bisa aku ungkapkan tanpa harus bermain dengan kelamin
sebab dihadapanku, kamu selalu nampak seperti perempuan tanpa payu dan darah

sajakku adalah celana dalam
tempat kamu menutupi kemaluan
aku suka kamu yang sellu membuatku bertanya tentang mani dan dosa.


1.09.2013

Itulah Perasaan

Diposting oleh Unknown di 06.54 0 komentar
yang semestinya bukan tentu yang sebaiknya: itulah perasaan. kadang ada yang perlu kita bicarakan dengan damai tapi kamu selalu menuduhku dengan tuduh. aku lupa membuatkanmu secarik surat bukan tentu telah melupakaanmukan?

hubungan itu bukan batasan, malah hubungan adalah pendewasan. bergantung bagaimana cara kita menyikapinya. banyak yang putus dari kekasihnya karena gagal untuk menjalin komunikasi yang baik. seorang pembelajar adalah yang mampu memengut semua hikmah dari perjalanannya. 


1.06.2013

aku penyair gagal yang telah berhasil melupakanmu

Diposting oleh Unknown di 07.04 2 komentar
pada malam yang malang
kita melintasi trotoar dengan kuyup yang sungguh
kukuku mengggil diikuti sekujur tubuh
tapi kamu tidak
jaket dan mantel memelukmu erat

aku katakan dengan bohong bahwa aku mencintai malam ini
sebab sepasang merpati yang kehilangan sangkar ikut tersesat seperti kita
seperti celana dalamku yang telah punah di kamarmu
seperti puisi-puisiku yang mengabu di laci dompetmu.

aku penyair gagal yang telah berhasil melupakanmu.
karena setia telah memanggilku pulang ke kamar dan mimpiku.

Makassar, Januari 2013

1.02.2013

Kepada Mantan Puisiku

Diposting oleh Unknown di 00.34 0 komentar
kamu pernah lama terbaring diatas kasurku
lama menjadi bantal untuk gulingku
lama terlipat sebagai kenangan di dompetku

seseorang mengambilmu dan membacanya dipanggung sajak
sepanjang malam kamu menemani telinga orang-orang yang tuli akan kebenaran


Makassar Januari 2013