Kupetik Satu Daun yang Paling Engkau

on 1.27.2015


: ina waloni – pada suatu senja

Tak ada kenangan yang kita simpan
Kecuali percakapan yang sangaja kubiarkan memanjang
Bagai jarak yang kutahu akan membentang
Mungkin kau tak menikmatinya, Nona
Seperti aku yang bahagia menaman dalam tanah
semua kata yang engkau ucapkan

Setelah kita dipisah jarak
Kata-katamu tumbuh menjadi pohon dewandaru
Rindang meneduh tubuhku yang kurus
Kubangun rumah pohon di batangnya
Kelak, bila kau pulang
Singggahlah merebah diri
Agar kau tak pernah lelah mencintaiku
Tak pernah lelah mencintaiku

Sesekali bila didera rindu
Kuinapkan tubuhku di rumah itu
Kupetik satu daun yang paling engkau
Kuletakkan di bawah bantal lalu memejam mata
Katanya, mimpi akan datang bersama orang yang kita rindukan

Bila telah terjaga, aku menyalin doa di daun itu
Berharap engkau selalu percaya
Meskipun aku datang sebagai atau-atau yang paling meragukan

Aku menjalani dan menjalini semua ini seperti pengingat waktu yang enggan
membangunkan kau. Betah dan tabah.

0 komentar:

Posting Komentar

1.27.2015

Kupetik Satu Daun yang Paling Engkau

Diposting oleh Unknown di 09.48


: ina waloni – pada suatu senja

Tak ada kenangan yang kita simpan
Kecuali percakapan yang sangaja kubiarkan memanjang
Bagai jarak yang kutahu akan membentang
Mungkin kau tak menikmatinya, Nona
Seperti aku yang bahagia menaman dalam tanah
semua kata yang engkau ucapkan

Setelah kita dipisah jarak
Kata-katamu tumbuh menjadi pohon dewandaru
Rindang meneduh tubuhku yang kurus
Kubangun rumah pohon di batangnya
Kelak, bila kau pulang
Singggahlah merebah diri
Agar kau tak pernah lelah mencintaiku
Tak pernah lelah mencintaiku

Sesekali bila didera rindu
Kuinapkan tubuhku di rumah itu
Kupetik satu daun yang paling engkau
Kuletakkan di bawah bantal lalu memejam mata
Katanya, mimpi akan datang bersama orang yang kita rindukan

Bila telah terjaga, aku menyalin doa di daun itu
Berharap engkau selalu percaya
Meskipun aku datang sebagai atau-atau yang paling meragukan

Aku menjalani dan menjalini semua ini seperti pengingat waktu yang enggan
membangunkan kau. Betah dan tabah.

0 komentar on "Kupetik Satu Daun yang Paling Engkau"

Posting Komentar